Enter your keyword

PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL PENDIDIKAN VIII TAHUN 2016

PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL PENDIDIKAN VIII TAHUN 2016

PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL PENDIDIKAN VIII TAHUN 2016

Arah Kebijakan Pendidikan Guru di Indonesia

Konvensi Nasional
Pendidikan VIII tahun 2016 secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden HM Jusuf
Kalla pada 12 Oktober 2016 di Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta.
Sekitar kurang lebih 1000 orang peserta dari seluruh Indonesia menyaksikan
secara langsung pemukulan gong oleh Wakil Presiden sebagai tanda dibukanya
perhelatan terbesar di dunia pendidikan Indonesia pada tahun ini. Hadir
mendampingi Wapres dalam pembukaan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi, Prof. Muhammad Nasir, Ph.D, Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan Negeri Indonesia (ALPTKNI) sekaligus Rektor UNJ, Prof. Dr. Djaali,
dan Ketua Pelaksana KONASPI VIII, Prof. Dr. Muchlis R. Luddin, MA.

KONASPI VIII ini mengambil
tema“ArahKebijakanPendidikan
Guru di Indonesia”.
Konvensi yang merupakan hasil kerja keras dari
Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Negeri Indonesia (ALPTKNI),
Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta Indonesia (ALPTKNI),
Forum Komunikasi (FORKOM) Pimpinan FKIP Negeri Indonesia, dan bekerjasama
dengan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Dalam
sambutannya, Wakil Presiden HM Jusuf Kalla meminta para peserta Konvensi
Nasional Pendidikan Indonesia VIII membicarakan apa yang dibutuhkan para guru
ke depan guna meningkatkan inovasi dan kreatifitas peserta didik. “Sekarang yang dibutuhkan adalah inovasi dan
kreatifitas dengan keduanya ini kita bisa menjadi bangsa yang unggul,”
kata Wapres. Lebih lanjut Wapres
menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa, namun
pertanyaannya bagaimana mencerdaskannya dan siapa yang dicerdaskan. 
Wapres
menjelaskan bahwa rasio jumlah guru dengan murid di Indonesia mencapai 1: 18
hampir sama dengan rasio di Jepang yakni 1:17. Namun tambahnya kenapa mutunya
berbeda jauh.

Namun
tambahnya kenapa mutunya berbeda jauh? Menurut Wapres hal ini terjadi karena
semangat dan ketrampilan para gurunya yang berbeda. Wapres menegaskan bahwa
pendidikan adalah proses panjang yang hasilnya baru terlihat 10 hingga 20
mendatang. Karena itu Wapres meminta para peserta benar-benar membicarakan apa
yang dibutuhkan bangsa ini 10 atau 20 tahun mendatang.

Setelah
dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden, KONASPI VIII yang akan berlangsung
dari tanggal 12-14 Oktober 2016 akan menghadirkan para pakar di bidang
pendidikan, baik dilingkup nasional maupun internasional. Hari kedua konvensi
hadir Guru
Besar University Turku, Finlandia, Prof. Erno Lehtinen dan Dr. Minna Makihonko,
Chairman of The Korean society of Technical Education & Training, Dr.
Joon-Chul Eom, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Intan Ahmad, dan Komisi X DPR
RI.

Dalam KONASPI VIII ini
juga diluncurkan  Perkumpulan
Penyelenggara Pendidikan Guru Indonesia (P3GI) yang merupakan konsorsium
pendidikan guru Indonesia yang bertugas memberikan rekomnedasi dalam pendidikan
profesi guru, perizinan LPTK, dan standarisasi LPTK agar sesuai dengan standar
nasional pendidikan guru. (as)