Jakarta, Humas UNJ– Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terus berperan aktif dalam memperjuangkan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Sofia Hartati, guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan, dalam wawancara dengan tim Humas UNJ di gedung Sekolah Pascasarjana, kampus UNJ, pada Kamis, 27 Februari 2025.
Kisah perjuangan Prof. Sofia Hartati dalam dunia pendidikan PAUD dimulai ketika ia memulai karir akademiknya sebagai dosen di UNJ pada tahun 1997. Saat itu, ia mendapat mandat dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan untuk menyusun naskah akademik pendirian Program Studi Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) bersama Dr. Hapidin, M.Pd., dan tim lainnya di fakultas tersebut.
“Saat itu, Indonesia telah meratifikasi seruan UNESCO tentang pendidikan untuk semua, dan dari situlah gagasan pendirian PG-PAUD mulai tumbuh,” ungkap Prof. Sofia.
Pada tahun 1998, langkah awal uji coba penerimaan mahasiswa baru dilakukan dengan jumlah peminat sebanyak 40 orang, namun hanya 10 orang yang diberi izin oleh Rektor. Setahun kemudian, setelah melalui perjuangan panjang, izin resmi dari Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud akhirnya diperoleh pada tahun 1999. Sejak itu, Program Studi PG-PAUD mulai mendapat respon positif dari masyarakat dengan tingginya minat calon mahasiswa.
Prof. Sofia menuturkan bahwa sejak berdirinya Prodi PAUD pada tahun tersebut, belum ada perguruan tinggi lain di Indonesia yang membuka Prodi PAUD. “Saat itu, saya dan tim dari UNJ terlibat dalam mendiseminasikan Prodi PAUD, mulai dari naskah akademik, penyusunan kurikulum, hingga pendampingan bagi perguruan tinggi yang berminat membuka prodi tersebut,” jelasnya.
Kini, Program Studi PAUD telah menjadi daya tarik bagi perguruan tinggi lainnya dan secara resmi diakui sebagai program studi Pendidikan Anak Usia Dini yang mengkaji pembelajaran bagi anak usia dini untuk mencapai tumbuh kembang optimal.
“UNJ terlibat dalam proses merancang naskah akademik, mendirikan program studi PAUD, dan menjadi garda terdepan dalam diseminasi ilmu pengetahuan tentang PAUD,” ungkap Prof. Sofia.
Lebih dari itu, kisah perjuangan Prof. Sofia perlu mendapat perhatian. Meskipun bukan berasal dari latar belakang keilmuan PAUD, ia harus mengupayakan dan mendiseminasikan ilmu pengetahuan tentang PAUD.
“Saya mempelajari semua ilmu tentang pendidikan anak usia dini dengan mengikuti pelatihan, konferensi, dan membeli buku-buku teks tentang Early Childhood Education. Kadang, saya harus merogoh kocek pribadi untuk belajar hingga ke Amerika atau Australia karena sumber belajar di negara tersebut berlimpah,” katanya.
Menurutnya, pondasi pendidikan harus dibangun sejak anak lahir, dan masa kanak-kanak harus disediakan lingkungan bermain yang kondusif melalui Pendidikan Anak Usia Dini.
Ia menambahkan bahwa pada fase tersebut, pendamping bermain dan belajar anak, yaitu guru PAUD, dapat berperan secara profesional untuk menyajikan lingkungan yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik sehingga potensi kecerdasan maupun perkembangan fisik dan sosial emosinya berkembang dengan sangat baik.
“Dunia anak adalah dunia bermain, dan itu menjadi gagasan penting dalam konsep pendidikan anak usia dini,” pungkasnya.
Kilas balik pada tahun 2002, bermula dari ruang parkir mobil, Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof. Sofia dan tim mulai menyusun laboratorium PAUD pertama dengan mengajak warga sekitar kampus UNJ sebagai peserta didik untuk terlibat dalam proses pembelajaran PAUD.
“Saat itu, kami memanfaatkan mahasiswa, dosen, dan masyarakat untuk bahu-membahu menyelenggarakan laboratorium PAUD,” katanya.
Menjajaki gerakan pendidikan untuk menjadi besar dan menjadi garda terdepan dalam pusat gerakan pendidikan memang tidak mudah. Hal ini juga dirasakan oleh Prof. Sofia bersama tim lainnya di Fakultas Ilmu Pendidikan dalam membangun PAUD untuk Indonesia.
Kini, Laboratorium PAUD Universitas Negeri Jakarta dengan nama TTKA CERIA tidak hanya dikenal sebagai sebuah Day Care, tetapi juga berperan sebagai pelengkap pembelajaran di Program Studi PAUD UNJ yang utuh dan diminati oleh banyak orang.
Pada kesempatan itu, Prof. Sofia Hartati berharap UNJ tetap menjadi yang terdepan dalam mengembangkan pendidikan PAUD di Indonesia. “Untuk terus menjadi terdepan, kita perlu belajar sebanyak-banyaknya baik di luar maupun dalam negeri tentang PAUD agar dapat mengadaptasikan ilmu yang tidak boleh terpisah dengan nilai kehidupan kita,” pungkasnya.
Prof. Sofia Hartati menempuh pendidikan di IKIP Bandung (UPI) pada 1986, kemudian melanjutkan studi di bidang sosiologi di Universitas Padjajaran, dan terakhir menempuh pendidikan S3 di bidang Teknologi Pendidikan dengan Konsentrasi PAUD di Universitas Negeri Jakarta.
Kecintaannya pada dunia anak telah mengajaknya untuk terus aktif hingga saat ini menjadi Ketua Asosiasi PG-PAUD se-Indonesia. Pada tahun 2011, ia juga aktif terlibat sebagai anggota Pacific Early Childhood Education Research Association (PECERA) dan pada tahun 2024 ini, Prof. Sofia Hartati turut serta menjadi Executive Board Asia Pacific dari total 15 negara anggota.
“Saat ini, Presiden PECERA berasal dari Jepang dan kita, Indonesia, sebagai bagian dari anggota, selain Korea, China, Taiwan, dan Australia. Hanya lima negara yang memegang executive board,” ungkapnya.