Perkuat Internasionalisasi, UNJ Terima Kunjungan Delegasi Curtin University dalam Program Pertukaran Mahasiswa

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Perkuat Internasionalisasi, UNJ Terima Kunjungan Delegasi…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Jalin Kerja Sama Strategis, Prodi S3 PKLH dan S2 PL Sekolah Pascasarjana UNJ Lakukan Audiensi dengan Kemendukbangga/BKKBN

Jejak Dua Presiden di Tanah Ilmu Rawamangun: Soekarno Meletakkan, dan Macron Menyalakan Visi “Kota Mahasiswa” di UNJ

UNJ Disapa Dunia: Sebuah Hari, Sebuah Sejarah, dan Sebuah Awal dari Jejak Kunjungan Seorang Presiden Prancis

Presiden Emmanuel Macron Kunjungi UNJ, Dari Diskusi Konflik Global, Iklim, Francophonie, hingga Hubungan Ekonomi Prancis-Indonesia

Perkuat Literasi Kepelatihan Olahraga, UNJ Selenggarakan Seminar Nasional

Jakarta, Humas UNJ – Delegasi dari Curtin University, Australia mengunjungi kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam rangka program pertukaran mahasiswa. Kegiatan penyambutan bertema “Australia-Indonesia Student Exchange: The New Colombo Plan 2025 ‘Sustainability Education Sketchbook Project’” berlangsung di Aula Gedung Syafei Lantai 8, Kampus UNJ pada 26 Mei 2025.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pertukaran mahasiswa antara UNJ dan Curtin University, Australia. Program pertukaran ini diawali dengan perkuliahan secara online, dan kini dilanjutkan dengan kegiatan tatap muka yang berlangsung dari 26 Mei hingga 9 Juni 2025 di kampus UNJ.

Rangkaian kegiatan pertukaran ini mencakup berbagai aktivitas seperti kunjungan ke Kota Jakarta, campus tour, workshop, FGD LGD and SDG, workshop seni, workshop visual, diskusi dengan pelajar Sekolah Labschool, dan berbagai kegiatan lainnya. Acara akan ditutup dengan pameran bersama di UNJ.

Kepala Delegasi dari Curtin University, Associate Prof. Sonja Kuzich, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan program pertukaran ini. Menurutnya, proyek pertukaran ini bertujuan untuk mendorong pertukaran budaya pendidikan antara UNJ dan Curtin University.

Proyek “Sustainable Education Sketchbook Project” didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia untuk menyusun kerangka kerja bersama antara mahasiswa UNJ dan Curtin University dalam upaya memahami kesehatan dan kesejahteraan dalam SDGs. Cara-cara inovatif dapat dilakukan melalui proyek ini, seperti praktik berbasis seni yang mengeksplorasi berbagai perubahan pola pikir melalui cara visual, dialogis, dan eksperiensial untuk memahami SDGs dan konsep keberlanjutan.

“Mahasiswa akan didukung dalam mengembangkan pemahaman konseptual yang mendalam tentang SDGs dan keberlanjutan,” kata Prof. Sonja. Seni dapat menjadi alat untuk menggerakkan pemikiran dan tindakan dalam mempromosikan isu seperti krisis iklim, kemiskinan, dan ketidakadilan. “Bagi mahasiswa pendidikan guru, pembelajaran semacam ini sangat berharga karena menunjukkan bagaimana mereka dapat menerapkan pendekatan ini di kelas mereka sendiri di masa mendatang,” tambahnya.

Prof. Sonja juga menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran mendalam (Deep Learning) dalam proyek pertukaran ini. Menurutnya, proses pembelajaran mendalam dapat membentuk pengalaman belajar yang nyata dan mendalam untuk mempercepat perubahan pola pikir dan cara pandang dunia. Pembelajaran mendalam sangat penting untuk menghadapi masalah-masalah pelik yang dihadapi dunia saat ini.

Pendekatan pembelajaran mendalam ini merupakan pendekatan transformatif yang menekankan perubahan dari pembelajaran hafalan dan pengajaran berbasis ceramah. Penekanannya ada pada otonomi, ketahanan, dan pemikiran kritis siswa serta kapasitas siswa untuk memahami dan menghadapi masalah rumit baik pada skala global maupun lokal.

Sebagai bagian dari proyek ini, para siswa akan bekerja secara berpasangan dan berkelompok lintas budaya untuk membuat “Sustainable Education Sketchbook Project”, semacam buku harian visual untuk mendokumentasikan pembelajaran, pemikiran, dan refleksi mereka sepanjang perjalanan mereka. Mereka akan secara kolaboratif mengidentifikasi dan mengeksplorasi isu-isu yang berkaitan dengan SDGs pilihan mereka.

Kegiatan ini juga akan mendukung sekaligus menantang para mahasiswa untuk mengekspresikan pembelajaran dan pemahaman mereka secara artistik atau dalam bentuk apapun yang mereka pilih, seperti film, tari, seni visual, drama, dan lain sebagainya.

Prof. Sonja juga menyampaikan bahwa proyek NPC ini bertujuan untuk membina hubungan antara kedua negara, sebagaimana diinginkan oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam kunjungannya ke Jakarta tahun ini. “Kami ingin melanjutkan kemitraan kami di berbagai tingkatan dan menemukan cara untuk mendukung sistem pendidikan kami di sekolah dan universitas demi kesejahteraan bersama dan masa depan yang etis, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Terima kasih sekali lagi atas dukungan yang diberikan oleh semua orang di UNJ dan kami sangat menantikan untuk melihat karya seni menarik yang diciptakan oleh para mahasiswa kami,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNJ, Prof. Ifan Iskandar, mewakili Rektor UNJ, Prof. Komarudin, mengatakan bahwa konsep pembelajaran di Indonesia juga berpacu pada pengembangan pembelajaran berbasis proyek dan merupakan indikator nasional. “Proyek pendidikan keberlanjutan adalah contoh nyata yang dapat kita pelajari karena mahasiswa terlibat, berkolaborasi dengan mahasiswa dari negara dan universitas lain, yang akan mengembangkan keterampilan kewarganegaraan global mahasiswa kita. Itu salah satu hal yang paling penting,” katanya.

Prof. Ifan Iskandar juga menambahkan bahwa pembelajaran mendalam merupakan bagian dari pembelajaran yang tengah dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. “Kampanye pendidikan saat ini adalah berdampak, jadi saya percaya dan yakin bahwa proyek semacam ini memberikan dampak kepada siswa kita dan koordinator program studi kita yang juga menghadiri pertemuan hari ini,” katanya.

Nilai penting dari program pertukaran mahasiswa ini adalah kesempatan untuk memberikan edukasi nilai kewarganegaraan global di era tantangan global saat ini, seperti dampak krisis di berbagai lini kehidupan global. “Pertukaran mahasiswa saat ini bukan saja mempelajari mengenai pembelajaran berdampak atau pembelajaran mendalam tetapi juga tentang arti penting persahabatan,” katanya.

Lara Alzena Smith, mahasiswa Jurusan Drama dan Bahasa Inggris dari Curtin University, mengatakan bahwa dirinya termotivasi mengikuti kegiatan ini karena orang tuanya berasal dari Indonesia dan ingin merasakan kuliah di Jakarta melalui program pertukaran mahasiswa ini. Selain itu, cita-citanya menjadi guru drama dan seni adalah impiannya. Melalui kegiatan ini, ia berharap dapat memahami kultur yang berbeda di sekolah sekaligus memastikan bahwa dirinya benar-benar memahami tujuan SDGs di Indonesia dan Australia.