Prodi Sosiologi dan Pendsos UNJ Gelar Pengabdian Bersama MGMP Sosiologi se-DKI Jakarta untuk Tingkatkan Kompetensi Guru

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Hadirkan Pengalaman Citarasa Asia, Prodi Pendidikan Tata Boga FT UNJ Gelar Asian Food Festival

UNJ Resmi Tutup Pelatihan Dasar Calon Pegawai Tetap PTNBH Tahun 2025

UNJ dan PT HappyLab Indonesia Perkuat Literasi Nasional melalui MaxNovel Award 2025

UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di UI GreenMetric 2025, Tegaskan Komitmen Kampus Hijau dan SDGs Berdaya Saing Global

UNJ Partisipasi dalam Seminar Kesetaraan Disabilitas dan Perempuan di Layar yang Digelar Kembud RI

Jakarta, Humas UNJ – Program Studi Sosiologi dan Program Studi Pendidikan Sosiologi (Pendsos), Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Jakarta (FISH UNJ) menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menyasar para guru Sosiologi SMA se-DKI Jakarta. Kegiatan ini bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi dan berlangsung di Aula Gedung Moh. Syafei, Kampus UNJ, pada Senin, 16 Juni 2025.

Ketua MGMP Sosiologi DKI Jakarta, Dewi Okfiwati Roslim, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin antara MGMP dan Prodi Sosiologi UNJ. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya memperkaya wawasan para guru.

“Selamat mengikuti pelatihan. Semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat dan diterapkan dalam proses pembelajaran,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 guru Sosiologi, terdiri dari 50 peserta luring dan 50 peserta daring. Dewi berharap, meskipun para guru memiliki kesibukan masing-masing, mereka tetap dapat memperoleh pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Koordinator Program Studi Sosiologi UNJ, Rusfadia Saktiyanti Jahja, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin pengabdian masyarakat Prodi Sosiologi. Tahun ini, fokus pengabdian ditujukan kepada para guru Sosiologi.

“Target kami adalah memperkuat kompetensi guru Sosiologi agar mampu menghadapi tantangan pembelajaran yang semakin kompleks,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pembelajaran Sosiologi tidak cukup hanya dengan hafalan, melainkan harus dipahami secara mendalam dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendekatan deep learning yang kini menjadi fokus pemerintah dalam pengembangan pendidikan.

Sementara itu, Joko Arwanto, Ketua Subkelompok Kurikulum dan Penilaian Bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, mewakili Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, menyampaikan pentingnya pemahaman guru terhadap empat kompetensi utama sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

“Kompetensi ini dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, seperti pelatihan profesional, kolaborasi, integrasi teknologi, evaluasi praktik mengajar, hingga melanjutkan pendidikan,” ujarnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi. Syaifudin, dosen Prodi Pendidikan Sosiologi sekaligus Kepala Humas UNJ, membawakan materi bertema “Pembelajaran Mendalam: Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Ia menekankan pentingnya literasi digital dalam pembelajaran masa kini.

“Literasi digital menjadi jembatan penting dalam membekali siswa menghadapi tantangan abad digital,” katanya. Ia juga mendorong pemanfaatan perpustakaan dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan literasi peserta didik.

Prof. Evy Clara, Guru Besar Sosiologi UNJ, dalam materinya yang berjudul “Mengidentifikasi Masalah Pembelajaran pada Anak”, menyoroti peran penting keluarga dalam mendukung proses belajar anak. Ia menekankan bahwa sinergi antara guru dan keluarga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.

Materi terakhir disampaikan oleh Prof. Ciek Julianti dengan topik “Penguatan Kapasitas Guru Sosiologi DKI dalam Penelitian Sosial: Menganalisis Perilaku Menyimpang dan Konflik Sosial di Lingkungan Pendidikan”. Ia mengingatkan pentingnya menghindari pelabelan negatif terhadap siswa, karena dapat berdampak buruk terhadap perilaku mereka.

“Guru perlu melakukan penelitian sosial untuk memahami perilaku menyimpang dan konflik sosial di sekolah, sehingga dapat merumuskan kebijakan dan regulasi yang tepat,” tuturnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kapasitas guru Sosiologi serta meningkatkan kualitas pendidikan di DKI Jakarta.