Jakarta, Humas UNJ— Universitas Negeri Jakarta (UNJ) secara resmi menutup rangkaian kegiatan Immersion Camp 2025 melalui seremoni bertema “Industrial Immersion Camp: Global Citizen Fellowship 2025 UMT Ho Chi Minh City, Vietnam” yang digelar di Lobi Gedung Rektorat UNJ, Kampus Rawamangun, Jakarta Timur, pada Jumat, 20 Juni 2025.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Bisnis UNJ, Andy Hadiyanto, menyampaikan apresiasi atas suksesnya pelaksanaan program ini. Ia menekankan bahwa Immersion Camp 2025 bukan hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga sarana membangun persahabatan dan pemahaman lintas budaya.
“Kami merasa terhormat telah berbagi pengalaman ini dengan Anda. Secara pribadi, saya merasa senang sekaligus sedikit sedih,” ujar Andy.
Ia berharap para peserta dapat memahami lebih dalam tentang Indonesia, industri, serta budaya dan cara hidup masyarakatnya. Andy juga menyebut bahwa UNJ kini menjadi rumah kedua bagi para peserta.
“Saya berharap waktu yang Anda habiskan di Jakarta akan menjadi kenangan indah,” tambahnya.
Program ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh UNJ. Hal tersebut disampaikan oleh Sri Rahayu, Sekretaris Kantor Urusan Internasional UNJ sekaligus dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Menurut Sri Rahayu, kegiatan ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari University of Management and Technology (UMT), Vietnam, dan berlangsung selama dua minggu sejak 9 hingga 21 Juni 2025. Beragam aktivitas dilaksanakan, mulai dari kuliah umum, lokakarya, wisata budaya dan kota, hingga magang industri di tiga perusahaan: PT Indosat, Radio Republik Indonesia (RRI), dan NoLimit Indonesia. Kegiatan ini juga melibatkan kolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta.
Sri Rahayu mengungkapkan bahwa sekitar 92 persen peserta merasa puas mengikuti program ini. “Partisipasi dalam program ini dinilai baik hingga sangat baik oleh mayoritas peserta,” ujarnya.
Meski demikian, ia menyoroti perlunya peningkatan durasi interaksi di ruang kelas serta keterlibatan industri dalam memberikan umpan balik sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan di masa mendatang.
Ia juga mengapresiasi kerja keras panitia dan dukungan pimpinan UNJ dalam menyukseskan program ini. Ke depan, ia berharap program ini dapat memberikan dampak positif terhadap kegiatan akademik, industri, serta memperkuat kolaborasi dan interaksi antarbudaya.
Dari pihak mitra industri, Mohamad Kusnaeni dari RRI menyatakan bahwa program ini sejalan dengan visi RRI dalam memberikan layanan informasi, edukasi, dan hiburan. Ia berharap kerja sama dengan UNJ dapat terus berlanjut, termasuk membuka peluang magang bagi mahasiswa UNJ.
“RRI telah lama menjalin kerja sama dengan UNJ dan kami terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut,” katanya.
CEO NoLimit Indonesia, Aqsad Rasyid Naradhipa, juga menyampaikan dukungannya terhadap program ini. Ia membuka peluang bagi peserta untuk bergabung dalam proyek-proyek yang tengah dijalankan perusahaannya di bidang big data dan kecerdasan buatan (AI).
“Kami percaya bahwa big data dan AI hadir untuk membantu manusia, bukan menggantikannya,” tegasnya.
Sementara itu, Nguyen Huy Hoang, salah satu delegasi mahasiswa UMT, menyampaikan kesan mendalamnya terhadap pengalaman selama mengikuti program di Indonesia. “Kami tidak hanya belajar tentang Indonesia. Kami mengalaminya dan merasakannya,” ungkapnya.
Ia merasa setiap momen yang dilalui sangat berharga dan penuh makna.