ERIC 2025 Resmi Dibuka, Jadi Ajang Inovasi Robotik Internasional Pertama yang Digelar oleh BEM Pendidikan Teknik Elektronika FT UNJ

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

UNJ dan PT HappyLab Indonesia Perkuat Literasi Nasional melalui MaxNovel Award 2025

UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di UI GreenMetric 2025, Tegaskan Komitmen Kampus Hijau dan SDGs Berdaya Saing Global

UNJ Partisipasi dalam Seminar Kesetaraan Disabilitas dan Perempuan di Layar yang Digelar Kembud RI

UNJ Kembali Pertahankan Predikat “Badan Publik Informatif” pada Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2025

FT UNJ Berkolaborasi dengan DWP Kemdiktisaintek untuk Tingkatkan Kepercayaan Diri Perempuan

Jakarta, Humas UNJ – Ajang kompetisi bertaraf internasional Electronics and Robotics Innovation Competition (ERIC) 2025 resmi dibuka dengan penuh semarak pada Rabu, 24 September 2025. Diselenggarakan oleh BEM Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (FT UNJ), kegiatan perdana ini langsung menyedot perhatian luas dengan menghadirkan atmosfer kompetisi yang tidak hanya bergengsi, tetapi juga sarat dengan semangat kolaborasi. Kompetisi yang berlangsung selama dua hari, 24–25 September 2025 ini, menjadi panggung lahirnya inovasi robotik dan teknologi dari berbagai negara.

Meski baru pertama kali diselenggarakan, ERIC 2025 sukses memikat sebanyak 319 tim dari berbagai jenjang pendidikan, komunitas, hingga industri. Kehadiran peserta dari mancanegara turut mempertegas posisi ERIC sebagai kompetisi robotik kelas dunia. Tercatat, Malaysia mengirim 12 tim, Filipina 3 tim, serta Vietnam, Mauritius, dan Taiwan masing-masing 1 tim.

Kompetisi ini dibuka secara resmi oleh Prof. Neneng Siti Silfi Ambarwati selaku Dekan FT UNJ. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa ERIC 2025 bukan sekadar ajang lomba, tetapi juga ruang kolaborasi lintas negara untuk membangun masa depan teknologi.

“ERIC 2025 kami harapkan menjadi tonggak lahirnya karya-karya yang tidak hanya berhenti di meja juri, melainkan berkembang menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” ungkap Prof. Neneng.

Sejak hari pertama, suasana kompetisi terasa hidup. Berbagai kategori lomba menghadirkan tantangan unik yang menguji kreativitas dan kecerdasan teknologi peserta. Misalnya  di arena Sumobot, robot-robot mini saling dorong menunjukkan kekuatan dan strategi. Lalu Line Follower Micro, di mana kecepatan dan presisi sensor diuji hingga detik terakhir. Kemudian Mini Soccerbot, yakni robot sepak bola mungil yang membuat penonton riuh setiap kali terjadi gol.

Di sisi lain, kompetisi PLC: Industrial, menantang peserta menghadirkan solusi otomasi industri berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Untuk mereka yang berpikir kreatif, ada ajang Creative Innovation yang membuka ruang luas bagi ide-ide unik dan aplikatif. Sementara itu, kategori Research Innovation Challenge (RIC) menjadi wadah bagi tim riset untuk menampilkan inovasi berbasis penelitian yang siap dikembangkan lebih jauh.

Untuk menjaga kualitas kompetisi, ERIC 2025 menghadirkan jajaran juri internasional dan nasional, antara lain: Ts. Irwan Affandi bin Abdul Rahman selaku Vocational Training Officer DV48 – Head of Mechatronic Division Japan-Malaysia Technical Institute, Muhammad Yusro selaku Secretary of the Curriculum Standards and Educational, Assessment Agency in Indonesia, Dandy Cahyo Purnomo selaku dosen dari Mechatrinics Engineering, Swiss German University, Fira Standard Technical Expert, FSI All Japan, Prof. Efri Sandi selaku guru besar Pendidikan Teknik Elektronika FT UNJ, dan  Baso Maruddani Ketua Prodi Pendidikan Teknik Elektronika FT UNJ. Selain itu, dosen-dosen UNJ juga turut menjadi juri, di antaranya Vina Oktaviani, Muhammad Wahyu Iqbal, Radimas Putra Muhammad Davi Labib, dan Agam Niazar Dwi Nur Fahmi.

Ketua Prodi Pendidikan Teknik Elektronika FT UNJ, Baso Maruddani, menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme peserta.

“Antusiasme peserta melampaui ekspektasi kami. ERIC membuktikan bahwa anak muda kita siap bersaing di level dunia,” ujarnya.

Para peserta datang dengan semangat tinggi, membawa karya yang telah dirancang berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kehadiran tim internasional menjadikan ajang ini lebih dari sekadar kompetisi, melainkan ruang pertukaran ide, teknologi, dan kolaborasi untuk menciptakan inovasi bersama di masa depan.

ERIC 2025 menjadi momentum penting bagi generasi muda dalam memperluas wawasan sekaligus membangun jejaring internasional. Dukungan akademisi dan industri juga menjadi penopang kuat bagi terselenggaranya kompetisi berskala besar ini.

Dengan lahirnya ide-ide brilian dari para inovator muda, ERIC 2025 diharapkan membawa kontribusi nyata bagi masyarakat serta meneguhkan Asia Tenggara sebagai salah satu pusat inovasi teknologi dunia.