Taklukkan Waktu, Kalahkan Ragu, Kisah Siti Syamsiah yang Akhirnya Jadi ASN PPPK UNJ Setelah 25 Tahun Mengabdi

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. FIKK UNJ dan FKIP UMPalopo Jalin…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Kementerian Komunikasi dan Digital Umumkan Rekrutmen Calon Anggota Komisi Informasi Pusat Periode 2026–2030

Perluas Kolaborasi Program Mobilitas Internasional 2026, UNJ Jalin Kerja Sama Strategis dengan JUFE China

Bangun Jejaring Kolaborasi dalam Bidang Psikologi, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Departemen Psikologi IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Akademik Bidang Sport Science Berbasis Biomekanik, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Department of Mechanical Engineering IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Riset Bioteknologi Kesehatan, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Cell and Tissue Engineering Laboratory IIT Bombay

Jakarta, Humas UNJ — Langkah kaki Siti Syamsiah terasa ringan pagi itu, Rabu (5/11), saat ia melangkah menuju Gelanggang Olahraga Lantai 3 Kampus B Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Di balik senyum yang merekah, tersimpan rasa haru yang tak terbendung. Setelah dua puluh lima tahun mengabdi dengan penuh ketulusan, akhirnya nama Siti Syamsiah tercatat resmi sebagai Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK) UNJ.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan terharu. Setelah 25 tahun mengabdi di UNJ, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk diangkat sebagai ASN PPPK,” ucap Siti dengan mata berkaca-kaca, mencoba menahan luapan emosi yang membuncah di dadanya.

Di antara 343 ASN PPPK UNJ yang dilantik hari itu, kisah Siti menjadi simbol keteguhan hati dan kesetiaan yang tidak lekang oleh waktu. Ia memulai pengabdiannya pada tahun 1999, di Lembaga Manajemen UNJ yang saat itu masih berada di bawah kepemimpinan almarhum Prof. H.A.R. Tilaar. Kala itu, UNJ masih berstatus Satuan Kerja (Satker).

Seiring waktu, Siti menjadi saksi perubahan besar lembaga tercintanya, dari Satker menjadi Badan Layanan Umum (BLU), hingga kini resmi bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

“Saya pertama kali di Lembaga Manajemen UNJ sampai tahun 2016, lalu pindah ke Yayasan Pembina UNJ, dan sejak 2019 bergabung di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UNJ. Perjalanan ini panjang, tapi penuh makna,” kenang Siti sambil tersenyum.

Namun perjalanan itu bukan tanpa rintangan. Berbekal ijazah Diploma I, Siti pernah merasa pesimis untuk mengikuti seleksi ASN. Ia dua kali gagal dalam seleksi pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sekitar tahun 2004 dan 2006. Tetapi semangatnya tidak pernah padam.

“Awalnya saya sempat pesimis. Tapi saya pikir, kalau teman-teman lain bisa, kenapa saya tidak? Saya kumpulkan semangat, berkas-berkas, dan berdoa. Alhamdulillah, akhirnya lulus juga,” tuturnya lirih.

Bagi Siti, pengabdian bukan tentang status atau nominal gaji, melainkan tentang rasa cinta dan tanggung jawab terhadap institusi. Ia masih ingat betul saat awal bekerja, gajinya hanya Rp200.000 per bulan. Namun, itu tidak pernah mengurangi semangatnya untuk memberi yang terbaik.

“Dulu gajinya Rp200.000 saja sudah saya syukuri. Saya bekerja dengan hati, bukan karena status. Itu yang membuat saya bertahan,” ujarnya tulus.

Ketika ditanya mengapa tetap setia bertahan di UNJ meski bertahun-tahun berstatus honorer, Siti menjawab singkat namun sarat makna.

“Bentuk kecintaan saya ke UNJ. Di sini saya belajar, berinovasi, dan ingin terus menginspirasi teman-teman lain untuk semangat mengabdi.”

Siti percaya bahwa kunci bertahan dalam pekerjaan bukan hanya pada ketekunan, tetapi juga pada kebahagiaan yang dibangun dari dalam diri. “Kuncinya dibawa happy saja. Kerja itu kalau dilakukan dengan hati, enggak akan terasa berat,” katanya, menebar senyum yang hangat.

Bagi Siti, UNJ bukan sekadar tempat mencari nafkah, namun UNJ adalah rumah kedua, tempat ia tumbuh, belajar, dan berbagi kisah. Ia masih ingat rekan-rekan kerja yang kini telah pensiun, juga momen kebersamaan dalam berbagai kegiatan kampus yang menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

Kini, setelah resmi menjadi ASN PPPK, Siti tak ingin berhenti berkontribusi. Ia berharap status barunya menjadi titik awal untuk memberikan lebih banyak manfaat bagi UNJ.

“Harapan saya, semoga UNJ semakin unggul dan sejahtera. Dan untuk teman-teman honorer, jangan pernah menyerah. Teruslah belajar, berinovasi, dan cintai UNJ seperti rumah sendiri,” tutupnya dengan senyum bahagia, menatap masa depan dengan penuh syukur.