Racana UNJ Selenggarakan “Perjalanan Suci” sebagai Pembinaan Karakter Calon Pandega

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. FIKK UNJ dan FKIP UMPalopo Jalin…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Kementerian Komunikasi dan Digital Umumkan Rekrutmen Calon Anggota Komisi Informasi Pusat Periode 2026–2030

Perluas Kolaborasi Program Mobilitas Internasional 2026, UNJ Jalin Kerja Sama Strategis dengan JUFE China

Bangun Jejaring Kolaborasi dalam Bidang Psikologi, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Departemen Psikologi IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Akademik Bidang Sport Science Berbasis Biomekanik, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Department of Mechanical Engineering IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Riset Bioteknologi Kesehatan, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Cell and Tissue Engineering Laboratory IIT Bombay

Jakarta, Humas UNJ — Unit Kegiatan Kemahasiswaan Racana Universitas Negeri Jakarta (Racana UNJ) menggelar kegiatan “Perjalanan Suci”. Kegiatan “Perjalanan Suci” adalah tradisi pembinaan diri yang menjadi bagian dari rangkaian penerimaan anggota baru Racana UNJ sekaligus pemenuhan salah satu syarat Kecakapan Kepramukaan untuk meraih Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pandega. Kegiatan yang dilaksanakan pada 29–30 November 2025 ini menghadirkan tantangan tidak biasa, yakni berjalan kaki sejauh kurang lebih 30 kilometer mengelilingi Jakarta sebagai simbol kesucian niat dan kesiapan menjalankan proses pembentukan karakter dalam Gerakan Pramuka.

Perjalanan dimulai dari Kampus UNJ pada Sabtu malam, saat sebagian besar warga Jakarta bersiap beristirahat. Namun, bagi para peserta Perjalanan Suci, malam justru menjadi awal dari rangkaian refleksi panjang. Dengan tekad dan semangat kuat, mereka melangkah menembus gemerlap ibu kota, melewati ruas jalan utama dan kawasan ikonik di empat wilayah Jakarta, yakni Pusat, Selatan, Barat, hingga Timur, sebelum kembali ke kampus dengan total durasi perjalanan sekitar 12 jam. Sepanjang perjalanan, peserta hanya bergantung pada kemampuan diri, solidaritas kelompok, dan nilai-nilai kepramukaan yang mereka pegang teguh.

Setiap langkah yang ditempuh bukanlah sekadar ujian fisik. Dalam rute yang telah dipetakan, panitia menyiapkan beberapa Pos pemberhentian sebagai ruang pembelajaran dan pemaknaan. Pada setiap Pos tersebut, alumni Racana UNJ hadir sebagai narasumber, berbagi pengalaman dan pemahaman mengenai kerohanian, kode kehormatan Pramuka, serta filosofi perjalanan itu sendiri. Para peserta diajak merenungkan perjalanan malam yang sunyi, tentang bagaimana setiap langkah menjadi simbol perjalanan hidup yang menuntut keteguhan, keikhlasan, dan keberanian untuk terus maju meski kondisi tidak selalu mudah. Suasana hening Jakarta di malam hari memberi ruang bagi peserta untuk merasakan kehadiran nilai-nilai tersebut secara lebih mendalam.

Melintasi jalan raya dengan ritme kontras antara hiruk pikuk kota dan renungan pribadi, para peserta belajar bahwa menjadi seorang Pandega bukan hanya soal kemampuan teknis, melainkan juga kedewasaan mental dan moral. Banyak dari mereka terlihat saling menguatkan, berbagi cerita, dan menjaga kebersamaan sebagai cerminan jiwa Pramuka yang sesungguhnya. Kelelahan yang muncul sepanjang perjalanan justru menjadi pengingat bahwa proses pembinaan diri selalu membutuhkan kesabaran, ketahanan, dan ketulusan.

Pada kesempatan ini, Rektor UNJ sekaligus Majelis Pembimbing Gugusdepan Racana UNJ, Prof. Komarudin, menyampaikan apresiasi mendalam atas pelaksanaan kegiatan ini.

“Perjalanan Suci Racana UNJ menjadi ruang pendidikan karakter yang sangat penting. Melalui proses berjalan sepanjang 30 Km, para peserta belajar tentang kemandirian, keteguhan, dan keikhlasan. Ini adalah nilai-nilai yang akan membentuk mereka menjadi pribadi tangguh, berintegritas, dan siap mengabdi bagi masyarakat. Saya bangga Racana UNJ terus menjaga tradisi ini sebagai bagian dari pembinaan generasi muda,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana sekaligus Pemangku Adat Racana UNJ, Gendis Ramadhan, menuturkan bahwa kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai syarat administratif menuju TKU Pandega, tetapi sebagai proses pendewasaan diri.

“Kami ingin para peserta memahami bahwa perjalanan ini bukan sekadar tantangan jarak. Ini adalah simbol perjalanan hidup, yakni ada lelah, ada ragu, ada godaan untuk berhenti, tetapi ada juga kekuatan yang muncul ketika kita melangkah bersama. Nilai-nilai itulah yang ingin kami tanamkan,” ujarnya.

Menjelang pagi, para peserta tiba kembali di kampus UNJ dengan tubuh letih namun hati yang penuh kebanggaan. Perjalanan Suci kembali membuktikan bahwa pengalaman terbaik dalam pendidikan karakter kerap lahir dari proses yang sederhana, namun sarat makna. Melalui langkah-langkah panjang mereka, Racana UNJ sekali lagi menegaskan bahwa pembinaan generasi muda bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga soal membentuk jiwa yang kuat, tulus, dan siap berkontribusi bagi sesama.