
Bogor, Humas UNJ — Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung penguatan karakter, kapasitas, dan jejaring sosial mahasiswa penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan (ADik) melalui kegiatan Outbond yang berlangsung pada 29–30 November 2025 di Villa Genteng, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini diikuti oleh para awardee ADik Papua, ADik 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), dan Repatriasi, sebagai upaya pembinaan terpadu yang menggabungkan pelatihan kepemimpinan, pengembangan soft skills, serta penguatan solidaritas antar-awardee.

Outbond tahun ini juga menjadi momentum penting dengan dilaksanakannya pengukuhan Forum Penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan UNJ. Pengukuhan dilakukan secara simbolis melalui penyerahan Surat Keputusan (SK) Rektor UNJ kepada perwakilan forum sebagai bentuk dukungan institusional bagi pengembangan wadah advokasi, kolaborasi, serta penguatan kapasitas akademik dan sosial awardee di lingkungan kampus.

Kegiatan diawali dengan sesi pembukaan, dan dilanjutkan rangkaian aktivitas outbond seperti team building, simulasi kepemimpinan, permainan kolaboratif, serta sesi refleksi nilai. Suasana hangat dan penuh kebersamaan tercipta saat para peserta saling bekerja sama dalam berbagai tantangan, memperkuat interaksi lintas daerah dan latar budaya, sekaligus mempertegas semangat “Kita Basudara” yang selama ini dijaga di UNJ.
Hadir dalam kegiatan tersebut Muni Ika selaku perwakilan dari PPAPT Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa beasiswa ADik merupakan wujud nyata hadirnya negara dalam membuka akses pendidikan tinggi bagi warga yang selama ini menghadapi keterbatasan geografis maupun sosial.
“Beasiswa ADik adalah bentuk kehadiran negara bagi mereka yang kesulitan mengakses pendidikan tinggi. Kami berharap seluruh penerima beasiswa dapat memanfaatkan dana ini secara optimal, tidak hanya untuk prestasi akademik tetapi juga pengembangan potensi diri,” ujarnya.
Muni Ika juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan studi bagi para awardee. “Beasiswa ADik diberikan selama delapan semester. Karena itu, kami mendorong seluruh mahasiswa penerima untuk lulus tepat waktu. Ini bukan hanya target administratif, tetapi juga bentuk tanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga, dan negara,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, Prof. Ifan Iskandar selaku Wakil Rektor UNJ Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, menyampaikan bahwa UNJ berkomitmen sepenuhnya untuk memastikan seluruh penerima beasiswa ADik mendapatkan lingkungan yang suportif untuk berkembang.
“UNJ bangga menjadi rumah bagi mahasiswa dari berbagai daerah Indonesia. Outbond ini adalah bagian dari pembinaan berkelanjutan untuk membangun karakter, kepemimpinan, dan ketangguhan. Kami ingin seluruh awardee memiliki pengalaman belajar yang lengkap, baik akademik kuat, karakter kuat, dan rasa kebangsaan yang kokoh,” ungkapnya.
Sementara itu, Yasep Setiakarnawijaya, Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNJ, menekankan bahwa forum penerima beasiswa yang baru dikukuhkan harus menjadi ruang pemberdayaan dan solidaritas.
“Forum ini bukan hanya wadah pertemuan, tetapi komunitas belajar. Kami ingin awardee saling mendukung, berbagi pengalaman, dan tumbuh bersama. Kegiatan seperti outbond menjadi fondasi untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian,” tuturnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi dan komitmen bersama, di mana para awardee menyampaikan harapan dan tekad mereka untuk berprestasi, menyelesaikan studi tepat waktu, serta kembali mengabdi bagi daerah masing-masing. Outbond ini kembali menegaskan peran UNJ sebagai kampus inklusif yang merawat keberagaman, menciptakan ruang aman bagi mahasiswa dari seluruh Nusantara, dan mendukung penuh akses pendidikan bagi kelompok afirmasi. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, UNJ berharap para awardee ADik semakin siap menghadapi tantangan akademik maupun sosial, sekaligus membawa nilai-nilai kebhinekaan, solidaritas, dan semangat kebangsaan ke dalam perjalanan studi mereka.