Cetak Generasi Beautypreneur Masa Depan, FT UNJ dan Martha Tilaar Group Kolaborasi Gelar Seminar Glow Economy

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. FIKK UNJ dan FKIP UMPalopo Jalin…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Kementerian Komunikasi dan Digital Umumkan Rekrutmen Calon Anggota Komisi Informasi Pusat Periode 2026–2030

Perluas Kolaborasi Program Mobilitas Internasional 2026, UNJ Jalin Kerja Sama Strategis dengan JUFE China

Bangun Jejaring Kolaborasi dalam Bidang Psikologi, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Departemen Psikologi IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Akademik Bidang Sport Science Berbasis Biomekanik, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Department of Mechanical Engineering IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Riset Bioteknologi Kesehatan, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Cell and Tissue Engineering Laboratory IIT Bombay

Jakarta, Humas UNJ – Sebanyak 600 mahasiswa menghadiri seminar bertema Glow Economy: Beautypreneurs Take The Lead yang digelar di Ballroom Lantai 8 Naraya Hotel, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Kamis 20 November 2025 , Jakarta. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Teknik (FT) UNJ dan Martha Tilaar Group yang menghadirkan CEO Martha Tilaar Group beserta para co-founder sebagai narasumber.

Dalam sambutannya, Dekan FT UNJ, Prof. Neneng Siti Silfi Ambarwati, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mendekatkan fakultas dengan dunia industri. Ia menyampaikan apresiasi kepada pimpinan UNJ, mitra industri, serta seluruh mahasiswa yang hadir dengan antusias.

Prof. Neneng menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara UNJ dan Martha Tilaar Group. Kolaborasi ini membuka peluang luas bagi mahasiswa, mulai dari riset bersama, pengembangan kurikulum berbasis industri, program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), hingga kesempatan mengembangkan produk kecantikan dan kreativitas.

Dekan FT Prof. Neneg ketika menyampaikan sambutan

“FT UNJ memiliki ekosistem keilmuan yang lengkap, mulai dari tata rias, kosmetik dan perawatan kecantikan, tata busana dan desain fesyen, kuliner, hingga teknologi dan rekayasa. Dengan kekuatan ini, FT UNJ siap menjadi mitra strategis bagi industri kecantikan nasional,” ujarnya.

Prof. Neneng berharap seminar ini melahirkan generasi beautypreneur dan fashionpreneur yang mampu memimpin ekonomi kreatif Indonesia.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Rahmat Darmawan, Direktur Kerja Sama dan Bisnis UNJ. Ia menekankan bahwa kerja sama perguruan tinggi harus memberikan dampak nyata, bukan sekadar seremoni. Menurutnya, Kementerian menilai kerja sama berdasarkan kebermanfaatannya bagi mahasiswa dan masyarakat.

Rahmat Darmawan ketika memberikan sambutan

Rahmat mengapresiasi Martha Tilaar Group atas kontribusi konkret dalam memperkuat kompetensi mahasiswa, menyediakan peluang magang, serta mendukung pengembangan jiwa kewirausahaan.

“Entrepreneurship berawal dari mimpi, dan mimpi itu gratis. Karena itu, mahasiswa harus berani bermimpi besar dan mengupayakannya sejak bangku kuliah,” pesannya.

Ia berharap kerja sama ini dapat meluas ke fakultas lain di UNJ.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara FT UNJ dan Martha Tilaar Group.

Pada sesi Glow Up Insight, Kilala Tilaar, CEO Martha Tilaar Group, mengajak mahasiswa berani membayangkan diri menjadi pengusaha skincare masa depan. Ia menceritakan perjalanan Martha Tilaar Group yang berawal dari visi pendiri perusahaan, Martha Tilaar, seorang guru sejarah lulusan UNJ yang bermimpi memberdayakan perempuan sekaligus membangun identitas bangsa melalui brand kecantikan lokal.

Kilala memaparkan bagaimana usaha tersebut tumbuh dari sebuah salon kecil pada tahun 1970 melalui inovasi sederhana, seperti menghadirkan air panas dan dingin, penggunaan genset saat listrik sering padam, hingga strategi pemasaran kreatif dengan brosur tulisan tangan berbahasa Inggris. Strategi ini membuat salon tersebut populer pada masanya dan menjadi fondasi lahirnya brand legendaris Sariayu. Kini Martha Tilaar Group berkembang menjadi salah satu perusahaan kosmetik alami terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 4.000 karyawan, 80 persen di antaranya perempuan.

Ia juga menjelaskan perkembangan bisnis Martha Tilaar Group, mulai dari produksi brand sendiri, penyediaan bahan baku kosmetik yang diekspor ke 30 negara, hingga pembangunan beauty ecosystem bersama UMKM dan startup lokal. Potensi pasar kecantikan Indonesia sangat besar, mencapai 1,9 miliar dolar AS dengan pertumbuhan 5 persen, namun persaingannya semakin ketat dengan ribuan pemain baru setiap tahun.

Menutup paparannya, Kilala menekankan pentingnya nilai-nilai DJITU (Disiplin, Jujur, Inovatif, Iman, Tekun, dan Ulet) sebagai prinsip yang diwariskan pendiri perusahaan dan masih dijaga hingga kini.

“Kalau ingin sukses, mulailah dengan mimpi, karena mimpi itu gratis. Bermimpilah setinggi mungkin, jalani langkah-langkahnya, dan jangan takut gagal. Jatuh bangun lagi, gagal coba lagi. Reputasi dan kejujuran adalah segalanya,” pesannya.