Di Balik Tirai Kesuksesan Sidang Terbuka Dies Natalis Ke 61 UNJ: Dedikasi Panitia Tanpa Tanda Tanya

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Feature
  4. »
  5. Di Balik Tirai Kesuksesan Sidang Terbuka…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Dalam Pelukan Zaman, UNJ Tumbuh: Saga 61 Tahun Pelita dari Timur Jakarta Mencerdaskan Negeri

Tingkatkan Akurasi serta Transparansi dalam Tahapan Seleksi Tes Kesamaptaan dan Antropometri, Polda Metro Jaya Gandeng FIKK UNJ Untuk Kerja Sama

Antusiasme Peserta Ikuti Seleksi Penerimaan Calon Mahasiswa UNJ Jalur Kerjasama di Kabupaten Mappi, Papua Selatan

Bupati Mappi Sambut Kedatangan Tim UNJ untuk Seleksi Calon Mahasiswa Jalur Kerjasama

Masjid Nurul Irfan UNJ Menerima dan Menyalurkan Hewan Qurban

Jakarta-Humas UNJ. Setiap perayaan besar selalu memiliki panggung depan yang memukau dan panggung belakang yang bekerja dalam diam. Sidang Terbuka Dies Natalis ke-61 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 15 Mei 2025 adalah bukti nyata bahwa sebuah perhelatan megah bukan hanya soal kemeriahan, tapi juga tentang dedikasi orang-orang yang memastikan semuanya terjadi tanpa cela. Ketika sorotan kamera mulai merekam senyum-senyum formal di panggung kehormatan, ada tangan-tangan diam yang telah bekerja jauh sebelum hari itu datang. Mereka yang tak mencari tepuk tangan, hanya memastikan semuanya berjalan sempurna, merekalah panitia.

Panitia menjadi sosok yang mungkin tak disebut dalam pidato, namun jejaknya ada di setiap momen yang berlangsung. Mereka menyusun detail demi detail, dari susunan acara, alur tamu, koordinasi antarbagian, hingga skenario cadangan jika ada yang tak berjalan sesuai rencana. Dalam setiap detail, kursi yang disusun presisi, rundown yang disusun ulang hingga larut, nama-nama yang dipastikan tak salah ucap, hingga doa-doa lirih di sudut ruangan agar tidak ada kendala teknis. Ini tersimpan dedikasi yang nyaris tak kasat mata. Tidak ada ruang bagi kelalaian, dan mereka sadar betul bahwa tanggung jawab mereka bukan sekadar teknis, tapi juga reputasi institusi.

Mereka hadir lebih awal, pulang paling akhir. Lelah tersimpan rapi di balik lencana panitia dan senyum penuh tanggung jawab. Saat tamu undangan mengisi buku tamu, mereka sudah berjam-jam berdiri. Saat pembicara utama berorasi, mereka waspada di belakang panggung, menjaga skenario tetap utuh. Saat tepuk tangan membahana, mereka hanya saling pandang sebentar tanpa sorotan, tapi penuh kepuasan.

Dedikasi mereka bukan hanya terlihat dari lamanya waktu yang dihabiskan, tapi dari kepedulian yang tulus. Di tengah tekanan dan ekspektasi tinggi, mereka tetap memilih bertahan, menyelesaikan, dan menyempurnakan. Dalam kepadatan jadwal dan letih yang tak jarang menyelinap, mereka tetap hadir dengan semangat dan profesionalisme yang tidak dibuat-buat.

Sebagai bagian dari universitas yang telah menapaki usia 61 tahun, panitia menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan pengabdian masih menjadi napas utama kampus ini. Mereka adalah wujud nyata dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang bekerja bukan untuk disorot, tapi untuk memberi makna.

Sidang Terbuka Dies Natalis ke 61 UNJ ini memang hanya berlangsung satu hari. Namun nilai-nilai yang mereka tanamkan dalam prosesnya berupa tanggung jawab, kolaborasi, dan ketulusan adalah warisan yang akan terus hidup. Dalam diam mereka bekerja, dan dalam hasil akhirnya, mereka meninggalkan jejak. Jejak dedikasi yang patut dikenang. (Sfy)