Dua Mahasiswa UNJ Ikuti Forum Internasional Pertanian Berkelanjutan ISRF 2025

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. FIKK UNJ dan FKIP UMPalopo Jalin…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Kementerian Komunikasi dan Digital Umumkan Rekrutmen Calon Anggota Komisi Informasi Pusat Periode 2026–2030

Perluas Kolaborasi Program Mobilitas Internasional 2026, UNJ Jalin Kerja Sama Strategis dengan JUFE China

Bangun Jejaring Kolaborasi dalam Bidang Psikologi, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Departemen Psikologi IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Akademik Bidang Sport Science Berbasis Biomekanik, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Department of Mechanical Engineering IIT Bombay

Jalin Kolaborasi Riset Bioteknologi Kesehatan, UNJ Jajaki Kerja Sama dengan Cell and Tissue Engineering Laboratory IIT Bombay

Jakarta, Humas UNJ — Dua mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berkesempatan mengikuti ajang internasional bergengsi International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 yang berlangsung pada 17–18 November 2025 di Jakarta. Mereka adalah Adin Nur Rahman, mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, dan Anisyah Fathin, Program Studi Administrasi Perkantoran Digital, FEB UNJ, yang hadir mewakili suara pemuda Indonesia dalam diskusi global mengenai masa depan pertanian padi berkelanjutan.

Forum ini diselenggarakan oleh Preferred by Nature bersama Sustainable Rice Platform (SRP), Rikolto, dan International Rice Research Institute (IRRI) dengan mengusung tema “Low Carbon Rice. High Global Impact.” Kegiatan ini menyoroti urgensi transformasi sistem pertanian padi menuju praktik ramah lingkungan serta tantangan keberlanjutan yang dihadapi petani di berbagai negara.

Menurut data World Resources Institute, budidaya padi berkontribusi sekitar 1,0 gigaton CO₂e terhadap emisi global. Fakta ini menunjukkan bahwa perubahan dalam sektor pangan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak untuk ketahanan pangan dan mitigasi perubahan iklim.

ISRF 2025 dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, (HC) Zulkifli Hasan, didampingi Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Denis Chaibi, serta Executive Director Preferred by Nature, Peter Feilberg. Dalam pemaparannya, para pemimpin menekankan pentingnya kolaborasi global untuk memastikan produksi beras yang efisien, rendah karbon, dan berpihak pada kesejahteraan petani.

Selama dua hari, peserta mengikuti berbagai panel dan sesi diskusi yang menghadirkan tokoh-tokoh kunci seperti Yvonne Pinto (IRRI), Jens Soth (SRP), Ajit Radakrishnan (World Bank – 2030 Water Resources Group), dan Beau Damen (FAO). Mereka berbagi wawasan tentang inovasi pertanian hijau, digitalisasi rantai nilai, pembiayaan hijau, serta arah kebijakan pangan yang menghubungkan isu ketahanan pangan, penghidupan petani, dan agenda iklim.

Partisipasi mahasiswa UNJ dalam forum ini sejalan dengan komitmen universitas mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), dan SDG 13 (Climate Action). UNJ percaya bahwa ruang diskusi internasional seperti ISRF 2025 penting untuk membentuk mahasiswa sebagai agen perubahan yang peduli terhadap isu lingkungan, pangan, dan masa depan petani.

Melalui pengalaman ini, kedua mahasiswa membawa perspektif baru dan komitmen untuk berkontribusi dalam upaya memperbaiki ekosistem pangan Indonesia dan dunia.

Adin Nur Rahman mengatakan bahwa, “Selama mengikuti ISRF 2025, saya benar-benar tersadar bahwa urusan beras bukan hanya soal sawah dan panen. Ada cerita tentang petani, lingkungan, dan masa depan kita di dalamnya. Di forum ini, saya melihat langsung bagaimana para ahli lingkungan dunia bekerja keras mencari solusi untuk masa depan pangan, dan itu membuat saya merasa bahwa kami, mahasiswa, juga punya ruang untuk ikut berkontribusi. Rasanya seperti dibukakan pintu baru tentang seberapa besar peran generasi muda dalam menjaga keberlanjutan pangan, “

Begitu pula dengan Anisya, “Bisa hadir di ISRF 2025 rasanya seperti mendapat perspektif baru tentang betapa pentingnya pertanian bagi masa depan dunia. Saya merasa lebih tergerak untuk lebih menghargai peran para petani padi dari awal proses penanaman hingga menjadi sepiring nasi yang utuh. Karena nasi bukan sekadar pangan, tapi budaya kita yang terus berlanjut dari waktu ke waktu.”