ELEMENTRA FT UNJ: Ketika Empat Elemen Nusantara Menjelma di Panggung Cahaya Busana dan Mode

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Feature
  4. »
  5. ELEMENTRA FT UNJ: Ketika Empat Elemen…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Prodi PGSD FIP UNJ Gelar Bazar Kuliner Nusantara: Integrasi Pendidikan Multikultural dan Kewirausahaan

Humas UNJ Gelar Workshop Broadcasting dan Pengelolaan Website Bagi Humas Fakultas dan Sekolah Pascasarjana

Dosen dan Mahasiswa Asing Ikut Upacara Hari Lahir Pancasila di UNJ

Leni Rafael: Industri Fashion Butuh Ide Segar Anak Muda Sekaligus Apresiasi Pagelaran Busana “Elementra”

Fashion Show UFE x UFY 2025 Bertema “Elementra” Perkuat Kompetensi Mahasiswa Lewat Kurikulum Berbasis Proyek

Jakarta, Humas UNJ – Pada 31 Mei 2025. Siang itu, SMESCO Convention Hall bukan sekadar ruang pertunjukan. Ia menjelma semesta. Cahaya menari, musik mengalun, dan di atas runway yang memanjang seperti jalur takdir, para model melangkah satu per satu. Membawa pesan yang tak tertulis dalam bahasa, tapi terucap dalam kain, potongan, siluet, dan jiwa. Adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana dan Desain Mode Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (FT UNJ) yang menjadi arsitek siang itu. Mereka bukan hanya merancang busana. Mereka merancang semesta baru, yang mereka sebut “ELEMENTRA.”

“ELEMENTRA” adalah jiwa dari empat elemen alam Nusantara, yaitu Air, Api, Udara, dan Tanah, yang berpadu menjadi harmoni estetika dan filosofi. Ini bukan sekadar tema. Ini adalah roh yang menyatu dalam benang dan warna. Dari laut biru di ujung timur Indonesia, hingga debur api kawah di Tanah Jawa, dari embusan angin pegunungan Sumatra hingga tanah subur Kalimantan, semuanya dikonversi menjadi busana yang hidup, bernapas, dan berbicara kepada dunia.

Setiap elemen menyampaikan makna. Air, dengan rumbai lembut dan gelombang kain, melambangkan kehidupan yang mengalir dan kesabaran yang abadi. Api, dengan permainan warna menyala dan tekstur dramatis, menjadi metafora dari semangat muda yang membakar batas. Udara, dengan siluet ringan dan potongan transparan, adalah representasi kebebasan berpikir dan imajinasi tanpa langit-langit. Sementara Tanah, dengan warna bumi, tekstur etnik, dan siluet tegas, mengakar pada warisan budaya dan kebanggaan identitas Nusantara. Dan dalam simfoni itu, “ELEMENTRA” bukan hanya koleksi busana, melainkan manifesto generasi baru. Generasi yang berani berpijak pada tradisi, tapi juga berani terbang dengan kreativitas.

Di atas panggung, lampu berkilau. Musik mengalun. Ratusan pasang mata terpaku pada tiap helaian kain, tiap langkah model, tiap siluet yang menyapu udara. Tapi jauh dari sorotan, di balik tirai, di ruang hening yang tidak terlihat oleh penonton, berdiri sosok-sosok yang tak membawa kain, tapi membawa cahaya. Vera Utami Gede Putri, Sri Listiani, dan Iwan Amir, mereka para dosen pembimbing yang menjadi lentera dalam senyap. Mereka tidak berdiri di ujung runway. Nama mereka tak disebut dalam tepuk tangan panjang penonton. Namun setiap jahitan yang rapi, setiap konsep yang matang, setiap karya yang utuh, menyimpan jejak mereka. Seperti akar yang tak terlihat namun menghidupi pohon, mereka menyiram keyakinan, menumbuhkan nalar estetika, dan memanen keberanian mahasiswa untuk berdiri sebagai pencipta.

Runway SMESCO bukan sekadar lintasan. Ia adalah lorong waktu yang membawa siapa pun yang menyaksikannya pada kedalaman makna dan ketakjuban. Ketika tirai ditutup dan lampu mulai meredup, para penonton tahu bahwa mereka tidak hanya menyaksikan busana, mereka telah menyaksikan perubahan zaman. Dimana lahirnya desainer muda kebanggaan UNJ yang membawa darah Indonesia dalam rancangan, dan membawa semangat “Elementra” sebagai identitas yang menyala dalam sorot lampu.

Dan kelak, ketika Indonesia bahkan dunia bertanya di mana mode Indonesia bertumpu, kita akan dengan bangga menjawab, di atas tanah yang bernama kreativitas, di dalam jiwa yang menyala seperti api, di bawah langit yang tak berbatas, di lautan ide yang tak pernah kering, dan di tanah Rawamangun yang tak lelah terus menciptakan mode. Dan semua itu, telah dituangkan hari ini, dalam “ELEMENTRA”. Sebuah karya berjejak dari para mahasiswa UNJ.

Hari ini, SMESCO tak hanya menjadi gedung konvensi, tapi menjadi saksi dari lahirnya harapan-harapan baru. Mereka yang pernah duduk di studio dengan benang di tangan, hari itu berdiri di balik panggung dengan nama-nama yang mulai disebut sebagai desainer muda UNJ. Sorotan lampu telah padam, musik telah berhenti, panggung telah kosong. Tapi gema langkah mereka, mahasiswa Tata Busana dan Desain Mode FT UNJ akan terus melaju, dan menapaki jalan panjang dunia fashion Indonesia dan dunia.

Dan kelak, ketika sejarah ditulis, akan ada satu hari yang disebut sebagai titik awal. Hari di mana kain-kain bicara, dan kreativitas menjelma jadi cahaya. Hari itu bernama “Runway UNJ Fashion Event x UNJ Fashion Year 2025”. (Syf)