Jakarta, Humas UNJ – Di balik kesuksesan berbagai acara besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), terdapat sosok yang bekerja dengan penuh dedikasi untuk kampus. Sosok itu salah satunya nampak pada diri Muhtasin. Pria asal Kebumen Jawa Tengah ini, merupakan Kepala Bagian Layanan Umum UNJ. Meski jarang tampil di depan publik, kontribusinya sangat besar dalam memastikan setiap kegiatan berjalan lancar.
“Saya lahir dari keluarga sederhana. Ibu saya selalu berpesan, kalau bekerja itu harus rajin, jujur, dan dilakukan dengan hati. Jangan lupa bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Muhtasin dengan nada serius saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/5).
Pemimpin yang Turun Tangan Langsung
Muhtasin dikenal sebagai sosok yang tidak segan turun langsung membantu timnya, bahkan untuk pekerjaan fisik sekalipun. Bahkan ia kadang sampai larut malam pulang untuk memastikan segala perlengkapan acara di UNJ tersedia dan lengkap.
Suatu sore, ia terlihat tergopoh-gopoh membawa tumpukan kursi demi persiapan sebuah acara penting. Pemandangan ini terasa kontras dengan posisinya sebagai pejabat struktural.
“Bagi saya, memberi contoh lebih penting daripada sekadar memberi perintah. Saya ingin membangun solidaritas kerja yang nyata, bukan hanya lewat kata-kata,” ungkapnya.

Karier Panjang Penuh Dedikasi
Muhtasin memulai kariernya di UNJ pada tahun 1989 sebagai staf administrasi program studi. Sejak itu, ia telah menjelajahi berbagai bidang, mulai dari akademik, kepegawaian, keuangan, hingga perlengkapan. Tahun 2012 menjadi titik penting ketika ia dipercaya menjadi Kepala Bagian Hukum dan Tata Laksana, lalu berpindah ke Sekolah Pascasarjana, LPPM, dan kini menetap di Layanan Umum.
“Pekerjaan saya mencakup banyak hal, mulai dari peminjaman ruangan, kendaraan operasional, hingga mendukung kegiatan pimpinan. Intinya, kami siap membantu siapa pun yang membutuhkan,” jelasnya.
Etos Kerja Tanpa Pamrih
Muhtasin menekankan pentingnya bekerja dengan ikhlas. Baginya, kepuasan terbesar adalah ketika sebuah acara berjalan lancar dan minim keluhan.
“Kalau ada komplain, kami tampung dan evaluasi. Tapi ketika acara sukses tanpa banyak masalah, itu kebahagiaan tersendiri,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pekerjaan yang menantang bukanlah yang sulit, melainkan yang tidak bisa dilakukan. “Selama masih bisa dikerjakan, itu belum menantang,” ujarnya sambil tersenyum.
Menjelang Pensiun, Tinggalkan Warisan Nilai Dedikasi Kerja
Kini di usia 57 tahun, Muhtasin bersiap memasuki masa pensiun tahun depan. Ia berharap nilai-nilai kerja keras, keikhlasan, dan kebersamaan yang ia tanamkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus.
“Saya dulu tidak bisa komputer, tapi lewat kerja dan pengalaman, saya belajar sedikit demi sedikit. Tidak harus jadi ahli, yang penting bisa,” tuturnya.
Muhtasin adalah contoh nyata pegawai UNJ yang bekerja dengan hati bukan sekadar slogan, melainkan prinsip hidup yang mampu membentuk budaya kerja positif dan berdampak luas.