Mahasiswa Internasional BSBI di UNJ Antusias Ikuti Workshop Roti Buaya dan Prosesi Meja Nyai

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Magister Manajemen Lingkungan UNJ dan DLH…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Sivitas SMP Labschool UNJ Jakarta Salurkan Donasi melalui UNJ Peduli untuk Korban Bencana Sumatra

Hadirkan Pengalaman Citarasa Asia, Prodi Pendidikan Tata Boga FT UNJ Gelar Asian Food Festival

UNJ Resmi Tutup Pelatihan Dasar Calon Pegawai Tetap PTNBH Tahun 2025

UNJ dan PT HappyLab Indonesia Perkuat Literasi Nasional melalui MaxNovel Award 2025

UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di UI GreenMetric 2025, Tegaskan Komitmen Kampus Hijau dan SDGs Berdaya Saing Global

Jakarta, Humas UNJ – Mahasiswa internasional dalam program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) yang sedang menjalani rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), antusias ikuti program pengenalan budaya Betawi. Kegiatan ini mulai dari pembuatan roti buaya hingga prosesi Meja Nyai. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan budaya lokal Indonesia kepada mahasiswa internasional melalui pengalaman langsung yang edukatif dan menyenangkan.

Bertempat di Laboratorium Tata Boga Fakultas Teknik UNJ, para mahasiswa BSBI diajak untuk membuat roti buaya—ikon kuliner khas Betawi yang melambangkan kesetiaan dan kesabaran dalam tradisi pernikahan. Proses pembuatan roti ini dipandu oleh dosen Program Studi Tata Boga, Cucu Cahyana, bersama para mahasiswa Tata Boga UNJ.

Emmanuel, salah satu mahasiswa BSBI, mengungkapkan bahwa di negaranya juga terdapat roti paratha yang biasa disajikan dalam acara pernikahan. Namun, menurutnya, roti buaya lebih ikonik karena bentuknya yang menyerupai buaya dan memiliki nilai filosofis yang mendalam.

Dengan penuh antusias, para mahasiswa mencampur adonan, membentuk kepala dan tubuh buaya, hingga menghias hasil akhir dengan kreativitas masing-masing. Naomi, mahasiswa lainnya, mengaku ini adalah pengalaman pertamanya membuat roti berbentuk binatang.

“Ini pertama kalinya saya membuat roti berbentuk binatang dan mengetahui makna filosofis di baliknya. Saya belajar banyak tentang budaya Betawi hari ini, dan kegiatan ini sangat menyenangkan. Terima kasih kepada dosen dan teman-teman Tata Boga UNJ yang sangat sabar membimbing kami,” ujarnya.

Selain workshop roti buaya, para mahasiswa juga mengikuti prosesi Meja Nyai dengan tema “A Cultural and Culinary Journey of Betawi Heritage.” Dalam suasana hangat dan akrab, mereka duduk mengelilingi meja yang dihias cantik dan mencicipi berbagai hidangan khas Betawi, seperti asinan sayur, semur daging, ikan pesmol, ketan serundeng, pastel, wajik, kue cucur, dan bir pletok.

Cucu Cahyana menjelaskan bahwa Meja Nyai mencerminkan akulturasi budaya Betawi yang menerima pengaruh dari Portugis, Tionghoa, dan Belanda. Meja ini juga merepresentasikan semboyan nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika—persatuan dalam keberagaman.

Para mahasiswa tampak antusias berdiskusi dan mempelajari nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap hidangan. Mereka tidak hanya mengenal kuliner Betawi, tetapi juga menyerap nilai-nilai luhur masyarakat Betawi yang menjunjung tinggi tradisi, kesetiaan, serta penghormatan terhadap peran perempuan dalam keluarga.

Robiya, salah satu mahasiswa BSBI, mengaku sangat terkesan dengan pengalaman tersebut.

“Saya belajar bahwa di balik setiap hidangan terdapat makna budaya dan penghormatan terhadap perempuan dalam keluarga. Makanan khas Betawi di sini sangat lezat. Rasanya seperti menyentuh inti kehidupan masyarakat Betawi—hangat, penuh kebersamaan, dan sangat menghargai tradisi. Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan,” tuturnya.