Jakarta, Humas UNJ — Di tengah derasnya arus informasi dan kompleksitas tantangan kebangsaan, sepuluh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tampil menunjukkan komitmennya sebagai generasi muda yang cinta tanah air dan berjiwa nasionalis. Mereka ambil bagian dalam kegiatan “Pembinaan Komunikasi Sosial Cegah Tangkal Radikalisme/Separatisme Tingkat Pusat Tahun 2025” yang diselenggarakan oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 0505/Jakarta Timur bersama Komando Rayon Militer (Koramil) 04/Pulogadung, pada 6 November 2025 di Ballroom Hotel Grand Boutique Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sepuluh mahasiswa UNJ yang terlibat yakni Eben Haezer Sitorus (Prodi Geografi, FISH), Ibnu Bintang Satriawan (Prodi Kimia, FMIPA), Anggie Palentrina (Prodi Kimia, FMIPA), Hermina Simagae (Prodi PTIK, FT), Lisa Korwa (Prodi PTIK, FT), Hersanti Bapaimu (Prodi PTIK, FT), Theofila Yanakaimu (Prodi PTIK, FT), Raffli Syahputra (Prodi Manajemen, FEB), Ghibthah Maulidya Azzahra (Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, FIP), serta Ahza Rusyaidi Zaman (Prodi Pendidikan Jasmani, FIKK). Mereka didampingi oleh Sertu Mujiono selaku Babinsa Kelurahan Rawamangun.
Kegiatan ini diwarnai oleh suasana penuh semangat kebangsaan. Di tengah dinamika global yang kompleks dan maraknya penyebaran paham ekstrem di ruang digital, para mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya literasi kebangsaan dan tanggung jawab moral dalam menangkal radikalisme dan separatisme. Melalui pembekalan dari jajaran TNI, para peserta belajar bahwa menjaga persatuan bukan hanya tugas militer, tetapi juga tanggung jawab intelektual dan sosial setiap warga negara, khususnya kaum muda terpelajar.
Kehadiran mahasiswa UNJ dalam forum strategis ini menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang sejalan dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs) 16, yakni Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Kolaborasi antara TNI dan perguruan tinggi mencerminkan sinergi dua kekuatan bangsa, yakni ilmu pengetahuan dan pertahanan yang bersama-sama menjaga kedamaian dan persatuan Indonesia.
Pada kesempatan ini, Yasep Setiakarnawijaya selaku Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNJ, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini.
“Kami bangga karena mahasiswa UNJ tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga berperan aktif dalam kegiatan bela negara. Ini bukti bahwa semangat kebangsaan dan intelektualitas bisa berjalan beriringan untuk memperkuat karakter bangsa,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini menjadi penting di tengah arus disinformasi dan tantangan ideologi yang mengancam nilai-nilai kebangsaan.
“Kami ingin mahasiswa menjadi agen perdamaian dan jembatan dialog, bukan hanya di kampus, tetapi juga di masyarakat,” tambahnya dengan penuh keyakinan.
Bagi para peserta, pengalaman ini menjadi ruang pembelajaran yang menggugah kesadaran bahwa mencintai Indonesia bukan sekadar mengenakan bendera di dada, tetapi menanamkan merah putih dalam cara berpikir, berbuat, dan berkontribusi.