Jakarta, Humas UNJ– Dalam rangka Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember 2025, Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (BEM Prodi Pendidikan Khusus FIP UNJ) berkolaborasi dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indonesia Berdikari melalui rangkaian acara In Special Education Euphoria (ISEE) 2025 menyelenggarakan Seminar Inklusi. Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran pendidik nonformal dalam mewujudkan pendidikan inklusif yang ramah anak dan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas pada Selasa, 2 Desember 2025 di Aula Maftuchah Yusuf Gedung Dewi Sartika UNJ.
Mengusung tema “Transformasi Kapasitas Pendidik: Peran Pendidik dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif Ramah Anak yang Berkelanjutan bagi Penyandang Disabilitas di Satuan Pendidikan Nonformal”, seminar ini memfokuskan diskusi pada isu komunikasi sebagai aksesibilitas pedagogik dalam merealisasikan pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Tiga narasumber hadir dalam kegiatan ini, yaitu:
Prof. Seto Mulyadi, Psikolog, Tokoh Perlindungan Anak Indonesia sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).

Prof. Totok Bintoro, Guru Besar Ilmu Pendidikan Bahasa untuk Anak Berkebutuhan Khusus FIP UNJ dan Kepala Badan Pengelola Sekolah (BPS) Labschool UNJ.
Prof. Asep Supena, Guru Besar Ilmu Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus UNJ dan Dosen Pendidikan Khusus FIP UNJ.
Peserta seminar adalah para tutor PKBM dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Jakarta Timur yang mayoritas memiliki latar belakang pendidikan khusus. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNJ, Yasep Setiakarnawijaya, pejabat Dinas Pendidikan DKI Jakarta, serta Ketua Forum PKBM Jakarta Timur.
Secara garis besar, seminar ini membahas tiga poin utama:
- Sekolah yang Menjamin Hak Anak – Pentingnya satuan pendidikan nonformal sebagai ruang aman yang melindungi hak dasar setiap anak.
- Lingkungan Pembelajaran Inklusif – Strategi praktis membangun suasana kelas yang suportif, aman, ramah, dan bebas diskriminasi.
- Aksesibilitas Pedagogis – Keterampilan komunikasi dan pedagogi yang harus dimiliki tutor untuk mendukung siswa ABK secara efektif.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para pendidik dapat:
- Memahami konsep lingkungan belajar ramah anak sesuai prinsip hak dasar anak.
- Mengembangkan keterampilan menciptakan suasana belajar yang inklusif dan bebas diskriminasi.
- Memperkuat kemampuan berkomunikasi dan memfasilitasi integrasi sosial peserta didik disabilitas.
Seminar Inklusi ini menjadi langkah nyata dalam memastikan setiap anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, memperoleh hak yang sama atas pendidikan berkualitas di mana pun mereka berada.