Perkuat Komitmen Kampus Inklusif dan Berkelanjutan, UNJ Bekerjasama Dengan Yayasan Mitra Netra Beri Pelatihan Orientasi Dunia Kerja Bagi Mahasiswa Disabilitas

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Perkuat Komitmen Kampus Inklusif dan Berkelanjutan,…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Tingkatkan Sistem Penjaminan Mutu, SPM UNJ Benchmarking ke KMM IPB University

Cegah Kecurangan UTBK SNBT 2025, UNJ Gunakan Teknologi Metal Detector dan Pemeriksaan Berkala Perangkat Komputer Ujian

Antusias Peserta UTBK SNBT 2025 di Kampus A UNJ Pada Hari Ketiga Ujian

Susun Skala Prioritas dan Manajemen Waktu, Jadi Strategi Firyal Raih Wisudawan Berprestasi FMIPA UNJ

Manajemen Waktu Antarkan Reni Raih IPK Sempurna dan Wisudawan Berprestasi FEB Pada Wisuda UNJ Tahun 2025

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menunjukkan komitmennya terhadap mahasiswa disabilitas melalui berbagai program yang mendukung inklusivitas dan keberlanjutan pendidikan. Salah satu program terbaru adalah kegiatan orientasi menghadapi dunia kerja yang diadakan oleh Yayasan Mitra Netra yang menjalin kerjasama dengan Badan Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (BP3) UNJ. Turut hadir dalam kegiatan ini Aria Indrawati dari Yayasan Mitra Netra dan Prof. Johansyah Lubis selaku Kepala BP3 UNJ.

Kegiatan yang digelar di Hotel Mercure Simatupang Jakarta pada 26 April 2025 ini khusus ditujukan bagi mahasiswa tuna netra, dengan tujuan memberikan motivasi dan persiapan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa tuna netra dari berbagai perguruan tinggi, termasuk 11 mahasiswa dari UNJ, 1 mahasiswa dari UIN, 3 mahasiswa dari UMJ, dan 2 mahasiswa dari UT. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh dua tuna netra baru. Salah satu narasumber dalam acara ini adalah Sri Barwati, alumni Bimbingan Konseling UNJ yang kini bekerja sebagai staf HRD di PT Prima Medikon Utama. Sri Barwati berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada peserta, menunjukkan bahwa penyandang tuna netra juga dapat sukses dalam dunia kerja.

Menurut Prof. Johansyah Lubis selaku Kepala BP3 UNJ mengatakan bahwa saat ini UNJ memiliki 92 mahasiswa disabilitas yang terdiri dari berbagai jenis disabilitas, yaitu tuna rungu sebanyak 36 mahasiswa, tuna netra sebanyak 17 mahasiswa, tuna daksa sebanyak 15 mahasiswa, ADHD sebanyak 10 mahasiswa, autis sebanyak 5 mahasiswa, kesulitan belajar spesifik sebanyak 1 mahasiswa, dan lamban belajar sebanyak 6 mahasiswa. Untuk di UNJ sendiri berusaha menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung para mahasiswa disabilitas ini dengan hadirnya peran Relawan Disabilitas yang digawangi oleh mahasiswa UNJ. Para Relawan Disabilitas ini sangat membantu dalam mendukung sahabat-sahabat mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Dengan adanya program-program seperti ini, UNJ berharap dapat terus menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berkelanjutan, ungkap Prof. Johansyah Lubis.

Sementara itu Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan bahwa UNJ sangat komitmen untuk mewujudkan kampus yang inklusif. Hal ini salah satunya pada wisuda UNJ tahun akademik 2024/2025, setidaknya ada 4 wisudawan disabilitas yang dapat menyelesaikan studi sarjananya dengan baik dan sukses. Pimpinan UNJ selalu berusaha menghadirkan kampus inklusif yang berarti menciptakan lingkungan kampus yang ramah, adil, dan terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, agama, gender, kemampuan fisik dan atau mental. Kampus UNJ yang inklusif mendorong semua mahasiswa, dosen, dan staf untuk merasa dihargai dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, ungkap Prof. Komarudin.

Prof. Komarudin menambahkan bahwa terdapat beberapa langkah nyata yang sudah UNJ lakukan untuk menghadirkan kampus inklusif antara lain: Pertama, menyusun dan menerapkan kebijakan anti-diskriminasi, serta memastikan semua anggota kampus mengetahui hak dan perlindungan mereka; Kedua, menyediakan infrastruktur yang ramah bagi penyandang disabilitas, seperti jalur landai, lift, toilet khusus, serta akses digital yang setara; Ketiga, menyelenggarakan pelatihan inklusi untuk dosen, staf, dan mahasiswa agar memahami pentingnya keberagaman dan menghargai perbedaan; Keempat, menyediakan layanan konseling dan bimbingan akademik yang responsif terhadap kebutuhan individu, termasuk mereka yang berasal dari kelompok disabilitas; dan Kelima, mengintegrasikan perspektif multikultural, gender, dan keadilan sosial dalam materi perkuliahan. UNJ secara sadar dan sistematis menyediakan fasilitas, layanan, serta kebijakan yang memastikan penyandang disabilitas dapat belajar, beraktivitas, dan berkembang tanpa hambatan. UNJ tidak hanya memenuhi kebutuhan secara fisik bagi mereka yang disabilitas, tapi juga mendukung secara sosial, akademik, dan emosional, tambah Prof. Komarudin.