Peserta BSBI Kemenlu RI Pelajari Tradisi Pernikahan Betawi Lewat Workshop yang Diselenggarakan UNJ

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Hadirkan Pengalaman Citarasa Asia, Prodi Pendidikan Tata Boga FT UNJ Gelar Asian Food Festival

UNJ Resmi Tutup Pelatihan Dasar Calon Pegawai Tetap PTNBH Tahun 2025

UNJ dan PT HappyLab Indonesia Perkuat Literasi Nasional melalui MaxNovel Award 2025

UNJ Masuk Peringkat 767 Dunia di UI GreenMetric 2025, Tegaskan Komitmen Kampus Hijau dan SDGs Berdaya Saing Global

UNJ Partisipasi dalam Seminar Kesetaraan Disabilitas dan Perempuan di Layar yang Digelar Kembud RI

Jakarta, Humas UNJ – Sebanyak 12 peserta Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) mengikuti rangkaian kegiatan budaya yang diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 30 Juni hingga 1 Juli 2025. Selama dua hari, para peserta diperkenalkan pada kekayaan budaya Betawi, khususnya tradisi pernikahan, mulai dari tata rias, busana pengantin, hingga perawatan tubuh tradisional.

Pada kegiatan hari pertama diawali dengan sesi pemaparan teori dan demonstrasi mengenai tata cara pernikahan adat Betawi. Materi disampaikan oleh Asep Supriyanto, dosen tamu dari Fakultas Teknik UNJ sekaligus profesional di bidang tata rias dan tata rambut.

Pada sesi siang, para peserta berkesempatan mencoba langsung tata rias dan mengenakan busana pengantin Betawi. Setiap peserta mendapatkan pengalaman individu dalam merias wajah dan mengenakan kostum tradisional.

Manoj Khadka, peserta asal Nepal, mengungkapkan kekagumannya terhadap riasan dan aksesori pengantin Betawi. Ia menyebutkan bahwa gaya busana tersebut mengingatkannya pada perpaduan budaya India dan Tiongkok.

“Saya merasa seperti sedang menyaksikan gabungan budaya India dan Tiongkok. Aksesori dan warna-warninya sangat mencolok dan elegan,” ujar Manoj.

Ia juga sempat dipasangkan dengan model pengantin perempuan dan mengaku terkesan dengan penampilan pasangannya.

“Awalnya saya agak canggung, tapi karena dia begitu luwes, saya jadi merasa nyaman sampai akhir kegiatan,” tambahnya.

Kemudian pada hari kedua, peserta dikenalkan dengan perawatan tubuh tradisional Betawi yang biasa dilakukan menjelang pernikahan. Materi yang diajarkan meliputi pembuatan dan penggunaan lulur tradisional, teknik pengolesan lulur untuk pijat, serta cara membuat bir pletok, minuman herbal khas Betawi.

Robiya Nurmatova, peserta dari Uzbekistan, mengaku sangat menikmati seluruh rangkaian workshop. Ia merasa antusias saat merias wajah dan mengenakan busana pengantin Betawi.

“Saya sangat terpesona. Rasanya seperti menjadi seorang profesional saat merias wajah sendiri. Bahkan saya sampai mengambil banyak foto karena sangat menyukai penampilannya,” ungkap Robiya sambil tersenyum.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya UNJ dalam mendukung diplomasi budaya Indonesia melalui pengenalan tradisi lokal kepada peserta internasional.