Jakarta, Humas UNJ — Program Studi Vokasional Pendidikan Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (Prodi Pendidikan Tata Rias FT UNJ) menggelar Pagelaran Rias Pengantin Indonesia 2025 bertema “Nawasena: Symphony of Nusantara” di Aula Bung Hatta, Gedung Pascasarjana, Kampus A UNJ, pada Senin, 8 Desember 2025. Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menampilkan keterampilan merias pengantin tradisional Indonesia sekaligus memperkuat upaya pelestarian budaya Nusantara melalui karya akademik dan praktik vokasional.
Tema “Nawasena” yang berasal dari bahasa Sanskerta bermakna “masa depan yang cerah”, mencerminkan semangat generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan budaya Nusantara. Sementara itu, “Symphony of Nusantara” menggambarkan harmoni beragam adat dan tradisi rias pengantin Indonesia yang berpadu menjadi satu kesatuan memukau. Melalui tema ini, UNJ menekankan bahwa tradisi rias pengantin bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga identitas yang harus dijaga dan dikembangkan oleh generasi muda.

Dalam pagelaran ini, mahasiswa menampilkan rias pengantin adat Betawi, Sunda, dan Jogja. Penampilan pertama menghadirkan pengantin adat Betawi dengan prosesi Palang Pintu yang disertai pantun dan silat tradisional, menonjolkan karakter ceria budaya Betawi melalui busana bercorak cerah dan hiasan kepala care none. Selanjutnya, pengantin adat Sunda tampil dengan prosesi lincak endog, pecah kendi, dan ayam lepas sebagai simbol harapan keselamatan dan keharmonisan rumah tangga. Rias lembut dan busana lengkap dengan siger menjadi pusat perhatian.
Puncak pagelaran menampilkan pengantin adat Jogja dengan nuansa klasik keraton, iringan gamelan, serta paes ageng yang menggambarkan kebijaksanaan dan keanggunan budaya Yogyakarta. Setiap penampilan disertai penjelasan detail mengenai filosofi busana dan riasan dari tiap daerah, sehingga pengunjung dapat memahami makna budaya di balik setiap tampilan. Selain itu, mahasiswa Tata Rias UNJ juga menampilkan berbagai pakaian adat lainnya, seperti Bali, Makassar, dan Lampung.

Dosen pengampu Tata Rias UNJ, Sri Irta Widjajanti, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan penting dalam melestarikan budaya Nusantara. “Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan adat istiadat serta keindahan tata rias pengantin Indonesia, sekaligus menumbuhkan kepedulian generasi muda terhadap kekayaan budaya bangsa melalui rangkaian pernikahan adat,” ujarnya.
Irta menambahkan bahwa pagelaran ini juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas dan pemahaman budaya mereka. “Kami ingin mahasiswa memahami bahwa rias pengantin adat memiliki nilai dan filosofi yang harus dijaga, meskipun tren terus berubah. Rias adat tetap bisa relevan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan pakemnya,” jelasnya.
Ia juga menyoroti alasan pentingnya pagelaran ini diselenggarakan. “Indonesia memiliki kekayaan budaya luar biasa, termasuk rias pengantin tradisional yang sarat makna. Namun, minat masyarakat terhadap rias tradisional mulai menurun karena pengaruh globalisasi dan tren modern. Melalui tema ‘Nawasena: Symphony of Nusantara’, kami ingin membangkitkan kembali kebanggaan terhadap rias adat dan menunjukkan keharmonisan berbagai tradisi Nusantara,” paparnya.

Irta turut menjelaskan proses pembelajaran sebelum mahasiswa menampilkan karya dalam pagelaran. “Sebelum praktik, kami mendemonstrasikan cara merias, menata rambut, memilih aksesori, hingga mengenakan busana pengantin dari masing-masing daerah. Setelah itu, mahasiswa berlatih pada setiap pertemuan,” katanya.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi mahasiswa antara lain membedakan karakter rias tiap adat, menyiapkan busana dan aksesori dengan detail rumit, serta menghafal prosesi adat yang panjang. Pengaturan waktu rias saat jadwal tampil bergantian juga menjadi kendala tersendiri. Tantangan tersebut diatasi melalui latihan intensif, konsultasi dengan dosen, simulasi alur prosesi, serta pembagian tugas yang efektif.

Irta berharap mahasiswa dapat menjadi pelestari budaya Nusantara. “Saya berharap mereka tumbuh menjadi generasi yang bangga dengan budaya Indonesia, menguasai keterampilan profesional dalam rias, busana, dan upacara adat, serta mampu berinovasi tanpa meninggalkan pakem adat. Pengalaman dalam pagelaran ini juga saya harapkan menjadi modal penting saat mereka memasuki dunia kerja, baik sebagai perias pengantin maupun wirausaha di bidang tata rias,” ujarnya.
Melalui Pagelaran Rias Pengantin Indonesia 2025, UNJ menegaskan komitmennya dalam mengembangkan pendidikan vokasional berbasis budaya dan kreativitas. Pagelaran ini tidak hanya menjadi ruang pertunjukan karya mahasiswa, tetapi juga upaya nyata melestarikan warisan budaya Indonesia agar tetap hidup dan dicintai oleh generasi masa depan.