
Jakarta, Humas UNJ – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menorehkan capaian membanggakan melalui kiprah salah satu guru besarnya. Prof. Dalia Sukmawati, Guru Besar Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) UNJ, resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Jamu Indonesia (DJI) Provinsi DKI Jakarta periode 2025–2028. Pemilihan ini berlangsung dalam Kongres Pembentukan Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang digelar pada Jumat, 26 September 2025, di Ruang Sidang Gedung Hasyim Asj’arie, Kampus A UNJ, Rawamangun.
Pada kesempatan yang sama, FMIPA UNJ juga menyelenggarakan Seminar Nasional Jamu 2025 dengan tema “Jamu dalam Perspektif Ketahanan dan Kebangkitan Nasional: Spiritualitas, Budaya, Kesehatan, dan Industri Sosial-kerakyatan Masa Depan”, yang menegaskan peran strategis jamu sebagai warisan budaya bangsa sekaligus pilar kesehatan dan industri masa depan.

Terpilihnya Prof. Dalia Sukmawati menegaskan posisi strategis UNJ dalam mengembangkan ilmu pengetahuan berbasis biodiversitas dan kearifan lokal, khususnya dalam pemanfaatan tanaman obat dan jamu. Sebagai akademisi sekaligus peneliti di bidang biologi, Prof. Dalia memiliki rekam jejak panjang dalam mengembangkan riset berbasis mikrobiologi dan manfaatnya bagi kesehatan seperti probiotik, yang diharapkan mampu menjadi landasan bagi penguatan ketahanan kesehatan masyarakat dan pengembangan industri jamu ke depan.
Pada kesempatan yang sama, Dr. dr. Eka Poedjihartanto, Dokter Kepresidenan, juga terpilih sebagai Wakil Ketua Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta untuk masa periode 2025-2028. Kehadiran tokoh medis nasional ini memberikan sinergi yang kuat antara dunia akademik, kesehatan, budaya, dan industri jamu.
Kegiatan kongres dan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta masa periode 2025-2028 ini turut dihadiri oleh Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. Daniel Tjen selaku Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia dan apt. Fajar Prasetya, Ph.D selaku Sekretaris Umum Dewan Jamu Indonesia.
Melalui kolaborasi kepemimpinan Prof. Dalia Sukmawati dan Dr. dr. Eka Poedjihartanto, diharapkan Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta masa periode 2025-2028 dapat menjadi motor penggerak dalam merevitalisasi jamu sebagai warisan budaya bangsa sekaligus sebagai pilar industri sosial-kerakyatan yang berdaya saing di tingkat nasional maupun global.
Pada kesempatan ini, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. Daniel Tjen selaku Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia mengatakan terpilihnya Prof. Dalia Sukmawati sebagai Ketua Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta dan Dr. dr. Eka Poedjihartanto sebagai Wakil Ketua adalah momentum penting bagi gerakan revitalisasi jamu di Indonesia. Selamat menjalankan amanah untuk memajukan jamu di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, ungkap Prof. Daniel Tjen.
Sementara itu Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan bahwa UNJ sangat bangga atas terpilihnya Prof. Dalia Sukmawati sebagai Ketua Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Kepercayaan ini merupakan bentuk pengakuan atas dedikasi beliau sebagai akademisi dan peneliti yang konsisten mengembangkan riset berbasis mikrobiologi. Prestasi ini juga menegaskan kontribusi nyata UNJ dalam mendukung ketahanan nasional melalui pengembangan ilmu pengetahuan yang berpihak pada budaya dan kesehatan masyarakat. Saya yakin, dengan kepemimpinan Prof. Dalia, Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta akan semakin kuat dalam memajukan jamu sebagai warisan budaya bangsa sekaligus bagian dari industri sosial-kerakyatan yang berdaya saing global, ungkap Prof. Komarudin.
Atas terpilihnya sebagai Ketua Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Prof. Dalia Sukmawati mengatakan, “Saya merasa terhormat sekaligus mendapat amanah besar ketika dipercaya untuk memimpin Dewan Jamu Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Jamu bukan sekadar ramuan tradisional, melainkan warisan budaya, identitas bangsa, serta sumber daya pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan kesehatan modern. Bersama para akademisi, praktisi kesehatan, pelaku industri, dan masyarakat, kami akan berupaya menjadikan jamu sebagai bagian penting dari ketahanan nasional, sekaligus membuka ruang inovasi agar jamu dapat berkembang menjadi industri sosial-kerakyatan yang berdaya saing global. Saya percaya, dengan kolaborasi lintas sektor, jamu akan kembali menemukan tempat terhormatnya sebagai kekuatan budaya dan kesehatan bangsa, ungkap Prof. Dalia Sukmawati yang juga Wakil Dekan Bidang 3 FMIPA UNJ.