Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc.,PhD: Dari Penghargaan Women in Academic Leadership, Hingga Jadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Australia

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Feature
  4. »
  5. Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc.,PhD: Dari Penghargaan…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Pojok Statistik FMIPA UNJ Jadi Percontohan Dalam Inovasi Pengembangan Lembaga Statistik Pada Kampus di Indonesia

Prof. Sofia Hartati, Executive Board Asia Pacific dari PECERA Sekaligus Pelopor Pendidikan PAUD Berkualitas di Indonesia Kebanggaan UNJ

Batavia Team UNJ: Inovasi AI yang Mengantarkan Juara di Shell Eco-marathon Asia-Pacific & Middle East 2025

Hermanto, M.Pd.: Dosen FIKK UNJ dan Ahli Sport Science di Kancah Internasional yang Mengharumkan Nama Indonesia Melalui Olahraga Basket

Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni Hadiri Buka Puasa Bersama Dengan Forum Komunikasi Gedung G (FKG) UNJ

Jakarta, Humas UNJ – Dalam sebuah gim Football Manager, hal yang paling dinanti adalah kelahiran atau kemunculan wonderkid pada sebuah klub sepak bola. Wonderkid adalah pemain muda dengan potensi dan kemampuan luar biasa yang melebihi usianya. Seiring bertambahnya usia, rekor dan prestasi yang ditorehkan, baik sebagai individu maupun prestasi klub, semakin bertambah.

Jika kita analogikan UNJ sebagai sebuah klub sepak bola, maka Prof. Yuli Rahmawati adalah wonderkid-nya. Prof. Yuli Rahmawati, yang biasa disapa Yuli, merupakan dosen dengan potensi luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan beberapa torehan dan rekam jejaknya. Pada tahun 2017, Prof. Yuli berhasil menjadi dosen terbaik UNJ yang selanjutnya memperoleh Women in Academic Leadership, DAAD Jerman pada tahun 2019. Pada tahun 2022, ia menjadi guru besar termuda yang dimiliki UNJ pada usia 42 tahun.

Prestasinya tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2023, ia berhasil menjadi Academic Leader in Education, Ditjen Dikti Kemendikbudristek, dan tahun 2024 lalu meraih Lecture of the Year, Asia Education Conclave, Thailand.

Mengawali tahun ini, 2025, Prof. Yuli menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) perwakilan Indonesia di Canberra, Australia, periode 2025-2028. Beliau memiliki cakupan tugas di Australia dan Republik Vanuatu. Bukan hal yang sulit untuk menyematkan Prof. Yuli sebagai wonder lecturer-nya UNJ.

Kilas balik sebelum menjadi pendidik, Prof. Yuli merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dengan kedua orang tua sebagai guru agama di sekolah dasar. Dunia pendidikan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Namun, Prof. Yuli kecil tidak bercita-cita untuk menjadi guru seperti orang tuanya.

Motivasi menjadi pendidik diperoleh setelah berkesempatan mengajar di SMK yang saat itu menghadapi permasalahan kenakalan remaja seperti tawuran, narkoba, dan perilaku negatif lainnya. Dari pengalaman mengajar di sekolah tersebut, hati Prof. Yuli terketuk dan ia menyadari bahwa menjadi guru tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang mentransformasi seseorang menjadi lebih baik.

Pada tahun 2005, UNJ membuka lowongan dosen, dan Prof. Yuli mendaftar serta diterima sebagai dosen UNJ. Kesempatan menjadi dosen membawa Prof. Yuli ke jenjang pendidikan lebih tinggi melalui tawaran beasiswa Australia Partnership Scholarship dan Australia Research Council Grant dari Pemerintah Australia. Berbekal pengalaman dan pengetahuan dari negeri kanguru tersebut, Prof. Yuli semakin yakin dan mencintai dunia pendidikan. Ia terus berkontribusi sebagai dosen, staf pengembang Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja sama, Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia, hingga menjadi anggota tim penyusun Rencana Strategis UNJ, dokumen PTNBH, Centre of Excellence: Educating for the Future, beberapa grup penelitian pendidikan transformatif, salah satunya STEAM dan Kimia untuk Anak Berkebutuhan Khusus.

Berbekal pengalamannya selama di UNJ dan sebagai tim ahli di kementerian, Prof. Yuli ingin berkontribusi dengan jangkauan lebih besar secara global. Menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) adalah salah satu wadah untuk berkontribusi.

“Sebagai atase, saya ingin membawa pendidikan Indonesia ke panggung dunia. Selain promosi kebudayaan, internasionalisasi Bahasa Indonesia, pengembangan sains dan teknologi, saya juga ingin meningkatkan kerja sama pendidikan, termasuk program magang guru Indonesia di Australia,” tutur Prof. Yuli ketika diwawancarai di ruangannya pada 21 Januari 2025.

Memilih kota Canberra sebagai tempat bertugas bukan tanpa alasan. Sebagai alumni universitas di Australia pada jenjang Master dan Doktor, Prof. Yuli merasa akrab dengan budaya dan sistem pendidikan di sana. Setiap tahun, ia rutin berkunjung ke Australia untuk penelitian dan publikasi, yang semakin memperkuat pemahaman terhadap kebutuhan kedua negara dalam menjalin kerja sama.

Salah satu tantangan besar yang dihadapinya adalah meningkatkan minat terhadap Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia yang belakangan ini mulai berkurang. Prof. Yuli juga berencana menginisiasi program pemutaran film-film Indonesia untuk memperkenalkan budaya Indonesia lebih luas di Australia.

Setelah melihat tantangan tersebut, langkah strategis yang direncanakan Prof. Yuli meliputi identifikasi keunggulan pusat-pusat unggulan di universitas-universitas Indonesia, seperti keunggulan UNJ dalam bidang seni budaya. Dari situ, ia mendorong untuk berkolaborasi dengan universitas di Australia. Fokusnya mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari jenjang PAUD hingga pendidikan tinggi.

Bagi Prof. Yuli, dengan pengalaman hampir 20 tahun sebagai pendidik, mengajarkan bahwa pengalaman di luar kelas sama pentingnya dengan pencapaian akademik. “Keterlibatan dalam kegiatan non-akademik seperti kolaborasi, komunikasi, dan networking memiliki dampak yang sangat besar di luar kampus,” ungkapnya.

Ia berharap mahasiswa UNJ menjadi generasi pemimpin masa depan yang terus mengembangkan potensinya, berkontribusi secara luas, dan mempersiapkan diri untuk bersaing dan berkolaborasi di tingkat global. “Ciptakanlah profil mahasiswa yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga mampu bersaing di dunia internasional,” pesan Prof. Yuli menutup wawancara dengan senyum penuh semangat.

Dari perjalanan hidupnya, Prof. Yuli membuktikan bahwa pendidikan adalah jalan untuk menciptakan perubahan. Kini, ia melangkah lebih jauh untuk membawa nama Indonesia, khususnya UNJ, bersinar di kancah internasional.