Rektor UNJ Dorong Riset Inovatif dan Berdampak dalam Riset Expo dan LPPM Award 2025

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Rektor UNJ Dorong Riset Inovatif dan…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

UNJ Terima Kunjungan Rektor UNPATTI, Bahas Tata Kelola Universitas

Perkuat Internasionalisasi, UNJ Terima Kunjungan Delegasi Curtin University dalam Program Pertukaran Mahasiswa

Perkuat Kerja Sama Internasional, UNJ Terima Kunjungan Delegasi Pendidikan dari Tiongkok

Batavia Team FT UNJ Kenalkan Inovasi Kendaraan Listrik yang Futuristik dan Ramah Lingkungan di Ajang Internasional EV & Charging Indonesia 2025

Deep Learning dalam Pendidikan Sosial: Perspektif Sejarah, Kewarganegaraan, dan Geografi di Era Transformasi Digital

Jakarta, Humas UNJ– Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Komarudin, menegaskan bahwa Riset Expo dan LPPM Award adalah upaya untuk menjembatani hasil riset dengan kebutuhan nyata masyarakat dan dunia industri, sesuai dengan tagline “Diktisaintek Berdampak”.

“Salah satu dampak nyata yang diwujudkan adalah hasil riset kita harus memberi manfaat dan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan tentu kita mendukung semua program Kementerian melalui riset dan pengabdian masyarakat,” ujar Prof. Komarudin.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Komarudin juga mendorong para dosen, terutama dosen muda UNJ, untuk produktif melakukan riset dan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif dan berdampak. Untuk mendukung hal tersebut, Prof. Komarudin menyatakan bahwa regulasi pendanaan penelitian akan mengalami perubahan.

“Nanti akan kami coba lakukan perubahan, terutama skema penelitian. Ke depan, dana penelitian tidak lagi diberikan porsi banyak pada penelitian pembinaan dan pemula, tetapi akan dialihkan untuk skema riset kompetitif dan inovasi,” jelasnya.

Meski begitu, anggaran untuk fakultas tidak akan dikurangi, hanya skema dana penelitiannya akan dibuat porsi lebih besar untuk penelitian yang kompetitif dan berdampak. Hal ini bertujuan untuk mendorong minat dan motivasi para dosen untuk terlibat dalam riset kolaboratif atau hibah, baik dengan Diktisaintek maupun dengan BRIN, termasuk riset kolaborasi dengan dunia industri dan pengabdian masyarakat yang tidak terlepas dari hasil riset.

Prof. Komarudin juga berpesan agar selalu memberi dampak kepada masyarakat dan bangsa Indonesia serta mendorong kerja kolaboratif dengan pemerintah daerah secara lebih intensif ke depannya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNJ (LPPM UNJ), Prof. Iwan Sugihartono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendanaan penelitian reguler tahun 2025 ini mengalami peningkatan. Meski tidak signifikan, fluktuasi peningkatan masih terus terjadi.

Selain itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Prof. Iwan Sugihartono juga menyebut bahwa kegiatan Riset Expo dan LPPM Award 2025 ini turut mengundang perguruan tinggi lain untuk saling belajar dan melihat tren serta pengembangan riset dan pengabdian masyarakat dari berbagai kampus di Indonesia.

Kegiatan tahunan Riset Expo dan LPPM Award 2025 ini juga menghadirkan penghargaan dari berbagai nominasi, di antaranya kategori penelitian, pengabdian, dan publikasi sebanyak 18 nominasi, kategori kekayaan intelektual dan pengelolaan open journal system sebanyak 17 nominasi, serta kategori skor Sinta tertinggi sebanyak 16 nominasi.

“Tujuan kami memberikan penghargaan ini agar para civitas akademika selalu bersemangat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas capaian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke depannya,” ujar Prof. Iwan Sugihartono.

Riset Expo dan LPPM Award 2025 mengangkat tema “Berkarya untuk Indonesia: Integrasi Inovasi Penelitian, Pengabdian, dan Kemandirian dalam Membangun Masa Depan” dan menjadi rangkaian kegiatan Dies Natalis UNJ ke-61.

Pada kesempatan ini juga turut hadir Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. I Ketut Adnyana yang menjadi narasumber. Prof. I Ketut Adnyana mengulas materi yang berjudul “Diktisaintek Berdampak: Integrasi Inovasi Penelitian dan Pengabdian dalam Membangun Masa Depan Bangsa”.

Prof. I Ketut Adnyana menyampaikan bahwa visi Diktisaintek saat ini adalah menjadikan perguruan tinggi yang tumbuh dan berdampak serta bertransformasi untuk memperkuat dan meningkatkan sosio-ekologi dan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari tantangan global ke depan terkait perubahan iklim, pelambatan ekonomi global, disrupsi kecerdasan buatan, ancaman pandemi baru, maupun terbatasnya waktu bonus demografi.

Visi Diktisaintek Berdampak adalah upaya untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung pembangunan nasional, mentransformasikan sains dan teknologi untuk kepentingan pembangunan nasional, serta mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Fokus program saat ini tergolong dalam enam program utama, yaitu pengabdian kepada masyarakat, program peningkatan hilirisasi hasil penelitian, program bina talenta penelitian dan pengembangan, program pengembangan kemitraan multi pihak, program penelitian dan pengembangan, serta program pengembangan kawasan sains dan teknologi.

“Intinya, saat ini Bapak/Ibu harus sudah memiliki bank proposal, jadi kapanpun hibah dibuka dan sependek apapun periode waktunya, kita sudah siap,” katanya.

Proposal penelitian dan pengabdian mengalami peningkatan pesat. Data menunjukkan bahwa proposal yang masuk tahun lalu mencapai 38.000, sedangkan tahun ini menjadi 50.000. Demikian juga proposal pengabdian masyarakat, tahun lalu berjumlah 8.000 dan tahun ini menjadi 9.800, hanya dari dua skema yang baru diluncurkan.

Sasaran utama pengabdian mencakup tiga tema utama, yaitu kemiskinan, daerah rawan bencana, dan daerah tertinggal yang meliputi sekitar 35 provinsi dan 132 kabupaten/kota di Indonesia. “Ini menjadi wilayah yang dapat dilakukan pengabdian dalam bentuk program Kosabangsa untuk membangun masa depan Indonesia,” katanya.

Dalam sebuah inovasi, peran mitra sangat penting guna mendukung keberlanjutan inovasi tersebut. Penting untuk melihat ekosistem terkait dengan keberlanjutan bahan baku, teknologi, regulasi, dan mitra industri, ungkap Prof. I Ketut Adnyana.