Sumatra Dilanda Banjir dan Longsor, Rektor UNJ: Perubahan Iklim Bukan Isu Akademik Saja

Ikuti kami

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. UNJ Puncaki Daftar Kampus Berprestasi di…

Berita Terbaru

Kantor Humas dan IP UNJ Raih 5 Penghargaan Pada Ajang IDEAS 2025, Dari Juara Budaya Inklusif hingga Manajemen Krisis

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Dukung Pembangunan Daerah Berbasis Kajian Ilmiah, UNJ Hadiri Peresmian Tugu Titik Nol Kilometer CDOB Kabupaten Indramayu Barat

UNJ Tampilkan Pakaian Adat Betawi di Techfest 2025 India, Perkuat Diplomasi Budaya dan Pendidikan Global

UNJ Tegaskan Komitmen Penguatan Peran Pemuda dalam Pelestarian Lingkungan dan Kependudukan Berkelanjutan

Dosen Sosiologi FISH UNJ Beri Tanggapan Kritis dalam FGD Reviu Buku Tematik “Jakarta Kota yang Tak Pernah Tidur”

UNJ Jajaki Kerja Sama Akademik dengan Tata Institute of Social Sciences (TISS) India

JAKARTA, Humas UNJ – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menegaskan komitmennya dalam penguatan peran pemuda untuk pelestarian lingkungan hidup dan kependudukan berkelanjutan melalui Seminar Nasional Pemuda Hijau yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) lantai 3 Kampus B UNJ, Sabtu (20/12/2025). Kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus konsolidasi peran strategis pemuda dalam menjawab tantangan ekologis menuju penguatan ketahanan keluarga Indonesia 2045.

Seminar yang diinisiasi Jaringan Nasional Pemuda Hijau (JARNAS PH) ini dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, dan komunitas lingkungan dari berbagai daerah. Rektor UNJ, Prof. Komarudin, hadir sebagai pembicara utama sekaligus membuka acara.

Dalam sambutannya, Prof. Komarudin menegaskan bahwa kerusakan lingkungan dan perubahan iklim telah menjadi pemicu utama meningkatnya bencana banjir dan tanah longsor di Indonesia, termasuk yang terjadi di Sumatra baru-baru ini. Menurutnya, persoalan lingkungan berkaitan erat dengan kependudukan dan ketahanan keluarga.

“Perubahan iklim memicu cuaca ekstrem, banjir, tanah longsor, serta degradasi sumber daya alam. Ini bukan lagi sekadar wacana akademik, tetapi realitas sosial yang berdampak langsung pada kehidupan keluarga, terutama kelompok rentan,” ujarnya.

Komarudin menilai, kerusakan ekologis akan berdampak sistemik terhadap kualitas hidup keluarga, mulai dari meningkatnya risiko kesehatan, menurunnya produktivitas ekonomi, hingga terganggunya pendidikan anak-anak. Karena itu, ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif generasi muda.

“Pemuda memiliki energi, kreativitas, dan kepekaan sosial untuk menghadapi tantangan ekologis masa depan. Peran mereka sangat strategis dalam mitigasi bencana berbasis lingkungan,” tegasnya.

Komarudin juga menegaskan bahwa UNJ berkomitmen mengembangkan pendidikan lingkungan hidup, riset kependudukan, dan pemberdayaan masyarakat. “Kami menyambut baik kerja sama dengan JARNAS Pemuda Hijau untuk memperkuat literasi lingkungan dan mendorong aksi nyata melalui program percontohan seperti Desa Lestari,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum JARNAS Pemuda Hijau, G. Borlak, yang juga mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kependudukan dan Lingkungan Hidup UNJ, menyebut seminar ini sebagai gerakan moral untuk membangkitkan kembali kepedulian pemuda terhadap isu lingkungan dan kependudukan.

“Gerakan ini tidak boleh berhenti pada retorika. Harus konkret dan nyata. Kami telah melakukan penanaman ribuan pohon di Cirebon dan Sukabumi sebagai mitigasi lingkungan. Ke depan, akan ada Gerakan 5000 KTA untuk membangun konsolidasi pemuda hijau yang solid dan berorientasi pada aksi nyata di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Sumber tulisan dan foto : TRIBUNNEWS.COM