Di tengah era ketidakpastian dan derasnya arus informasi digital, kehadiran strategi komunikasi krisis menjadi sangat vital bagi setiap institusi. PR Indonesia, sebagai salah satu pelopor pengembangan praktik kehumasan strategis di Indonesia, merespons kebutuhan tersebut dengan menyelenggarakan kegiatan workshop bertajuk “Strategi Mitigasi Komunikasi Krisis: Melalui Optimalisasi Manajemen AI dan Big Data“. Kegiatan yang dilaksanakan pada 6 Mei 2025 ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom. Workshop ini menjadi ruang penting bagi praktisi humas, akademisi, dan pengambil kebijakan untuk memperkuat kapasitas dalam menghadapi krisis komunikasi secara adaptif dan profesional.

Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, dari kementerian, lembaga publik, BUMN, universitas, hingga sektor swasta. Dalam workshop ini, Dwi Astuti selaku Direktur P2Humas Ditjen Pajak, dan Tuhu Nugraha selaku Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN) menjadi narasumber. Para narasumber menekankan pentingnya membangun kesiapsiagaan komunikasi, bukan hanya saat krisis terjadi, tetapi jauh sebelumnya melalui issue monitoring, stakeholder mapping, dan perencanaan skenario komunikasi. Krisis yang tidak ditangani dengan tepat bisa berujung pada kerusakan reputasi, menurunnya kepercayaan publik, bahkan kerugian institusional dalam jangka panjang.
Salah satu pesan utama dari workshop ini adalah perlunya setiap instansi memiliki protokol komunikasi krisis yang tertulis, juru bicara terlatih, serta kecepatan dan konsistensi dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada publik. Keterbukaan, empati, dan tanggung jawab adalah elemen kunci dalam mengelola persepsi saat krisis berlangsung. Lebih dari sekadar meredam masalah, komunikasi krisis yang baik harus mampu mengembalikan kepercayaan dan memulihkan reputasi institusi.

Pada kesempatan ini, Syaifudin selaku Kepala Kantor Humas dan Informasi Publik Universitas Negeri Jakarta (Kantor Humas dan IP UNJ), Wina Puspita Sari selaku Kepala Divisi Peliputan dan Pemberitaan, dan Prima Yustitia Nurul Islami selaku Kepala Divisi Layanan Informasi turut berpartisipasi mengikuti kegiatan workshop yang digelar oleh PR Indonesia.
Menurut Syaifudin, kegiatan workshop yang digelar oleh PR Indonesia ini sekaligus membuktikan bahwa dunia kehumasan dituntut untuk terus berkembang dan belajar, terutama di tengah tantangan komunikasi era digital. Mitigasi krisis bukan sekadar teori, melainkan keterampilan strategis yang harus diasah secara berkelanjutan. Dengan adanya workshop seperti ini, harapannya tim humas UNJ khususnya meningkat ketrampilan dalam mengelola komunikasi krisis secara terstruktur, transparan, dan solutif dengan berbasis AI dan Big Data, ungkap Syaifudin.