Jakarta, Humas UNJ – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan PT Edukasi Pasar Modal menggelar kuliah terbuka bertema Aset Keuangan Digital (Crypto). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi dan pemahaman pendidik serta mahasiswa mengenai pengelolaan dan perlindungan aset digital secara bijak dan berkelanjutan.
Acara berlangsung pada Rabu, 10 Desember 2025, di Aula Bung Hatta, lantai dua Gedung Rektorat UNJ. Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas hadir dan antusias mengikuti materi yang disampaikan langsung oleh praktisi industri.
Direktur PT Edukasi Pasar Modal, Hikmah Mulyadi, menjelaskan bahwa teknologi blockchain dan cryptocurrency berkembang pesat dan kini menjadi bagian dari ekosistem ekonomi global.

“Cryptocurrency dan teknologi blockchain sudah berkembang sangat jauh. Di beberapa negara, aset digital ini bahkan telah menjadi bagian dari aktivitas keseharian masyarakat. Di Indonesia mungkin belum begitu familiar, namun perubahan itu sudah di depan mata,” ujar Hikmah.
Ia menekankan pentingnya edukasi mengenai aset digital, mengingat transformasi ekonomi dunia yang semakin tak terhindarkan. Menurutnya, mahasiswa perlu dibekali pemahaman yang benar agar mampu beradaptasi dan mengambil peran dalam perkembangan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Negeri Jakarta atas kesempatan berharga ini. Semoga pengetahuan yang dibagikan hari ini dapat bermanfaat bagi diri kita, masyarakat, dan masa depan bangsa,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Akademik UNJ, Agung Permono, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PT Edukasi Pasar Modal atas kontribusi nyata dalam memberikan wawasan baru bagi mahasiswa. Ia menegaskan bahwa pemahaman tentang aset digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan yang harus dipersiapkan oleh generasi muda dalam menghadapi kompetisi global.
“Mahasiswa memiliki kesempatan langka hari ini untuk belajar langsung dari para praktisi. Jika di kelas mendapat teori, maka melalui kegiatan ini rekan-rekan dapat melihat bagaimana dunia aset digital bekerja dalam praktik,” ungkap Agung.
Agung juga menyoroti perubahan perilaku keuangan lintas generasi yang menunjukkan betapa cepatnya dunia beradaptasi dengan teknologi baru.

“Kalau generasi saya dulu tidak membawa uang tunai rasanya tidak berani ke pasar. Tapi anak-anak sekarang cukup membawa gawai dan sudah bisa bertransaksi. Ini menunjukkan betapa cepat perubahan itu terjadi,” katanya.
Ia berharap mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga mampu menjadi pelaku dan inovator dalam ekosistem aset digital.
“Siapa yang tidak mengikuti perkembangan teknologi akan tertinggal. Karena itu, manfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan dan mempersiapkan diri menghadapi era global,” tutupnya.
UNJ berharap kerja sama ini terus berlanjut dalam bentuk kuliah tamu, pelatihan, maupun program pengayaan akademik lainnya yang mampu memperkuat kapasitas mahasiswa menghadapi dunia kerja dan industri masa depan.