UNJ Jadi Kampus di Indonesia yang Dikunjungi Presiden Prancis Emmanuel Macron Dalam Lawatan Kenegaraannya

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. UNJ Jadi Kampus di Indonesia yang…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Dari Panggung Frankofoni ke Panggung Sejarah: Hadirnya Presiden Macron di UNJ

Dari Kelas Labschool Cibubur ke Panggung Dunia: Program France Track dan Jejak Diplomasi yang Memanggil Presiden Macron ke UNJ

Ketika Bahasa Menembus Batas: Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FBS UNJ Menuntun Resonansi Langkah Presiden Macron ke Rawamangun

Mengawal Momentum, Merancang Masa Depan: Peran Strategis Wakil Rektor Kerja Sama dan Bisnis dalam Menyambut Kunjungan Bersejarah Presiden Macron ke UNJ

Di Balik Tirai Diplomasi: Orkestra Senyap Panitia Menyambut Kunjungan Presiden Macron ke UNJ

Jakarta-Humas UNJ. Presiden Prancis Emmanuel Macron berkunjung ke Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 28 Mei 2025 dalam agenda “Perbincangan Dengan Kaum Muda Indonesia”. UNJ menjadi kampus satu-satunya di Indonesia yang dikunjungi Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan beberapa pejabat tinggi negara Prancis dalam rangkaian kunjungan kenegaraan di Indonesia yang berlangsung selama tiga hari yakni tanggal 27-29 Mei 2025.

Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke UNJ tentu menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis, khususnya dalam bidang pendidikan dan budaya. Kehadiran Presiden Emmanuel Macron di UNJ tidak hanya memperkuat kerja sama akademik, tetapi juga menandai pengakuan atas peran strategis UNJ dalam menjembatani hubungan antarbangsa melalui pendidikan.

Kunjungan Presiden Prancis merupakan pengakuan atas UNJ sebagai institusi pendidikan yang diperhitungkan, serta membuka peluang kerja sama lebih lanjut dalam bidang pendidikan antara Indonesia dan Prancis. Kehadiran Presiden Macron di UNJ diharapkan dapat memperkuat kerja sama bilateral dalam bidang pendidikan, budaya, dan penelitian yang selama ini sudah terjalin baik antara UNJ dengan pemerintahan Prancis. Dengan demikian, UNJ berperan sebagai jembatan penting dalam diplomasi pendidikan dan budaya antara Indonesia dan Prancis. Secara keseluruhan, kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga memperkuat posisi UNJ sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam menjalin kerja sama internasional, khususnya dengan Prancis.

Pada kesempatan ini, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan bahwa kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ke UNJ merupakan tonggak penting dalam perjalanan UNJ menuju universitas berkelas dunia (world class university). Ini bukan hanya suatu kehormatan bagi kampus kami, tetapi juga validasi atas upaya transformasi internasionalisasi yang tengah kami lakukan. Kehadiran pemimpin negara besar seperti Prancis di UNJ menunjukkan pengakuan atas peran strategis UNJ dalam membangun jejaring akademik global, khususnya di bidang pendidikan bahasa, budaya, dan kerja sama riset. Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Prancis, UNJ siap menjadi simpul utama pengembangan diplomasi pendidikan yang inklusif, progresif, dan berorientasi pada masa depan, ungkap Prof. Komarudin.

Lanjut Prof. Komarudin menyampaikan bahwa kunjungan ini mempertegas komitmen UNJ untuk membuka ruang kolaborasi internasional yang lebih luas, khususnya melalui pertukaran mahasiswa dan dosen, pengembangan kurikulum bersama, serta penelitian lintas negara yang berdampak langsung pada tantangan global. Kami sangat menyambut hangat kehadiran Presiden Macron di kampus kami, yang selama ini telah menjadi ruang tumbuhnya dialog lintas budaya, termasuk melalui Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis dan berbagai inisiatif Francophonie yang telah berjalan dengan dukungan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, ujarnya.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kunjungan ini sebagai dukungan langkah-langkah strategis UNJ dalam proses menuju World Class University. Bersama, kita wujudkan UNJ sebagai pusat keunggulan akademik yang inklusif, kolaboratif, dan mendunia”, ungkap Prof. Komarudin.