Jakarta, Humas UNJ – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus inklusif yang merawat persaudaraan lintas daerah. Tahun ini, sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Mappi, Papua Selatan, resmi bergabung dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) UNJ sebagai bagian dari rangkaian program pembinaan karakter dan kebangsaan. Langkah ini menjadi simbol kuat semangat “Kita Basudara” yang terus dijaga oleh UNJ dalam membangun ruang aman, setara, dan penuh kehangatan bagi seluruh mahasiswa Indonesia.
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNJ, Yasep Setiakarnawijaya, menyebut kehadiran mahasiswa Mappi bukan hal baru dalam sejarah kemitraan UNJ dengan Papua. Menurutnya, kerja sama ini telah berlangsung lama dengan tujuan menghadirkan kontribusi nyata bagi bangsa.
“UNJ banyak sekali melakukan kerja sama dengan Papua. Kerja sama dengan Mappi ini bukan yang pertama. Semata-mata dilakukan dengan niat memberikan kontribusi untuk kebaikan bangsa bersama,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa keberadaan mahasiswa Mappi memperkaya keberagaman dan semakin menguatkan semangat persatuan di lingkungan kampus.

Untuk memastikan adaptasi yang baik, Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni melaksanakan program matrikulasi kehidupan kampus setibanya mahasiswa Mappi di Jakarta. Program tersebut, menurut Yasep, terbukti membantu mereka berbaur dan merasa diterima sebagai keluarga besar UNJ. “Alhamdulillah program tersebut memberikan dampak positif sehingga mahasiswa Mappi mudah beradaptasi ketika berada di UNJ,” tambahnya. Ia pun berpesan agar seluruh civitas akademika terus menjaga semangat persaudaraan lintas daerah, khususnya bagi saudara-saudara dari wilayah 3T dan Papua.
Sementara itu, Komandan Satuan Menwa UNJ, Ferdian Ade Saputra, menyambut hangat bergabungnya mahasiswa Mappi dalam kegiatan orientasi Menwa. Baginya, kehadiran mereka merupakan wujud hidup sila ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia.
“Kehadiran mereka memperkaya dinamika organisasi dan menegaskan bahwa perbedaan suku, ras, agama, dan budaya bukan penghalang, melainkan kekuatan untuk mencapai tujuan bersama sesuai semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’,” ujarnya. Ferdian berharap Menwa menjadi rumah yang aman untuk mengasah potensi diri sekaligus ruang memupuk solidaritas lintas budaya.

Dalam orientasi Menwa, mahasiswa Mappi mengikuti rangkaian pembinaan mulai dari pengenalan organisasi, sejarah satuan, latihan dasar baris-berbaris, materi kebangsaan, pembinaan mental, hingga dinamika kelompok. Seluruh peserta, termasuk mahasiswa Mappi, menerima materi yang sama mengenai disiplin, kepemimpinan dasar, dan etika Menwa. Pendekatan khusus dilakukan melalui pendampingan personal dan komunikasi yang lebih suportif untuk membantu proses adaptasi mereka.
Para mahasiswa Mappi pun menyampaikan kesan positif selama mengikuti kegiatan. Theofila Yanakaimu menilai materi tentang komunikasi sosial dan edukatif sangat membuka wawasan. “Pemuda adalah agen perubahan yang memiliki potensi besar menjaga persatuan asalkan diberi literasi dan wawasan kebangsaan yang memadai,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya membuka ruang dialog agar generasi muda tidak tersesat oleh informasi keliru.

Mahasiswa lain, Hersanti Bapaimu, mengaku sangat senang dengan kegiatan orientasi karena memberikan banyak pengalaman belajar baru dan memperluas jejaring pertemanan. Ia berharap kegiatan sejenis dapat diadakan lebih sering. Hermina Simagae menambahkan bahwa materi komunikasi sosial mengajarkan pentingnya menyampaikan informasi positif di tengah maraknya isu yang berpotensi memecah belah.
Kesan paling reflektif datang dari Lisa Kriswinda Korwa, yang menegaskan peran mahasiswa Papua sebagai agen perdamaian. Ia mengajak generasi muda untuk kritis dalam menghadapi narasi negatif dan tetap menjadi jembatan dialog bagi sesama. “Kita harus membuktikan bahwa pemuda Papua adalah anak-anak emas yang siap berkontribusi bagi persatuan negeri ini,” ujarnya penuh semangat.

Tercatat 10 mahasiswa Mappi resmi bergabung dengan Menwa UNJ dalam tahun ini yang berasal dari berbagai program studi, antara lain Theofila Yanakaimu, Kasparina Yawe, Agustina L. Sirmi, Mathelda Enjelica Amkay, Hermina Simagae, Yuliana O. Kandaimu, Hersanti Bapaimu, Lisa Kriswinda Korwa, Paskalina Sami Basagai, dan Lia Bertha Yadohamang.
Semangat “Kita Basudara” yang digaungkan UNJ bukan sekadar slogan, tetapi diwujudkan melalui aksi nyata: menerima, merangkul, dan mendampingi mahasiswa dari berbagai penjuru negeri. Dengan semakin banyaknya mahasiswa Papua yang terlibat dalam organisasi kampus seperti Menwa, UNJ menegaskan dirinya sebagai ruang belajar sekaligus rumah besar yang menjaga keberagaman sebagai kekuatan bersama.