Jakarta, Humas UNJ – Bagi Maryam Qonita, membantu banyak orang mewujudkan mimpi mereka untuk meraih beasiswa melanjutkan studi adalah kebanggaan luar biasa. “Dengan membantu orang lain, aku merasa hidupku sangat bermakna,” ungkapnya.
Era pandemi COVID-19 menjadi titik balik bagi dirinya untuk mengabdikan diri sebagai mentor beasiswa. Meski demikian, menjadi mentor beasiswa tidak selalu menjadi peluang untuk mencari penghasilan, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian membantu mereka yang membutuhkan. Hal ini dilakukan karena ia melihat banyak orang berkompeten namun gagal dalam mengkomunikasikan ide maupun mendemonstrasikan kapasitas mereka dalam proses seleksi beasiswa.
“Pada saat pandemi, banyak orang mengikuti kelas online dan berjuang untuk mendapatkan beasiswa melanjutkan studi. Banyak dari mereka yang memiliki kompetensi bagus tetapi belum memahami cara mengkomunikasikan ide mereka dan mendemonstrasikan kapasitas serta minat mereka,” ungkapnya.

Atas keresahan tersebut, Maryam Qonita membuat platform website www.maryamqonita.com serta grup Telegram untuk menghimpun orang-orang yang sedang berjuang meraih beasiswa. Ia juga memanfaatkan media sosial Instagram untuk mempromosikan gerakannya itu.
“Semua ilmu dan pengalamanku dalam berbagai hal di luar negeri dan seleksi beasiswa aku bagikan kepada teman-teman kelas online. Jadi intinya, kita saling berbagi dan aku berharap mereka yang sedang berjuang meraih beasiswa dapat lulus dengan cara belajar bersama melalui platform itu,” katanya.
Menurut Maryam Qonita, jaringan komunikasi mentoring beasiswa ini sudah ada sejak tahun 2022. Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah ketika mendengar kabar dari anggotanya yang berhasil meraih beasiswa. “Banyak dari mereka memberi kabar, misalnya, ‘Kak, alhamdulillah aku lulus LPDP.' Bagi aku, itu kebahagiaan luar biasa,” ungkapnya.
Maryam Qonita juga memberi pesan kepada seluruh mahasiswa Indonesia agar tidak pernah takut untuk terus mencoba dan bahwa setiap orang pasti memiliki potensi yang harus diperjuangkan.
Maryam Qonita lulus dari Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2017 di jurusan Psikologi. Bidang Psikologi menjadi perhatiannya ketika ia menyadari banyak persoalan hidup saat ini selalu berkaitan dengan aspek psikologis.
Setelah lulus dari Psikologi UNJ, Maryam berhasil melanjutkan studi melalui beasiswa LPDP dan diterima di Program Studi Psikologi di New York University.
Selama kuliah, Maryam juga aktif berprestasi dan berhasil menjadi mahasiswa berprestasi tingkat fakultas. Menurut Maryam, prestasi yang ia kenang adalah ketika dirinya terlibat menjadi moderator pada seminar internasional di Bali yang diselenggarakan oleh BKKBN bekerja sama dengan Johns Hopkins University dan Bill and Melinda Gates Foundation, di mana kegiatan itu dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan juga B.J. Habibie, mantan Presiden ke-3 Indonesia.
Selain itu, prestasi yang cukup ia kenang adalah keterlibatannya menjadi pembicara mengenai isu kesehatan mental di forum PBB pada tahun 2016 silam.
Menurutnya, penting bagi para mahasiswa dan calon mahasiswa untuk memilih jurusan yang sesuai agar dapat menunjang prestasi akademik di kemudian hari.