Jakarta, Humas UN – Ujian Tertulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 sudah berlangsung pada hari ketiga (25/04/25). Dilansir dalam wawancara dengan media, Prof. Eduart Wolok selaku Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengatakan bahwa dari tahun ke tahun modus kecurangan oleh peserta UTBK semakin beragam. Cuma memang ini ternyata modus yang digunakan lebih berusaha untuk terus ada peningkatan dalam penggunaan teknologi dari tahun ke tahun. Misalnya dengan ada yang berusaha untuk melakukan pencurian soal menggunakan teknologi, ada yang kamera HP, bahkan ada yang menggunakan mekanisme remote ke PC peserta gitu. Kemudian juga ada yang sampai di behel dan sebagainya,” ungkap Prof. Eduart Wolok.
Prof. Eduart Wolok mengingatkan dan meminta untuk 74 Pusat UTBK PTN dan 32 Sub Pusat UTBK PTN, sembilan di antaranya berada di pulau terluar seperti Karimun, Mentawai, Natuna, Aru, dan Tanimbar, agar semua petugas penyelenggara UTBK-SNBT 2025 untuk melaksanakan semua Prosedur Operasional Baku (POB) pelaksanaan UTBK dan mewaspadai modus-modus baru kecurangan dan selalu berkoordinasi baik dengan Tim Pusat UTBK maupun Panitia SNPMB 2025.
Terkait kondisi pelaksanaan UTBK di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Ifan Iskandar selaku Wakil Rektor UNJ Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni yang sekaligus Ketua Pelaksana UTBK SNBT UNJ tahun 2025 mengatakan bahwa selama tiga hari pelaksanaan UTBK di UNJ, alhamdulillah tidak ditemukan kecurangan yang dilakukan para peserta. Sebagai langkah antisipasi tindak kecurangan menggunakan modus alat bantu komunikasi dan alat teknologi lain, maka Pusat UTBK UNJ menerapkan pemeriksaan metal detector. Pemeriksaan dengan metal detector dilakukan di setiap ruang. Peserta diperiksa saat memasuki ruangan ujian, ungkap Prof. Ifan Iskandar.
Prof. Ifan Iskandar menambahkan bahwa penggunaan metal detector selama pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ untuk mencegah kecurangan. Ini adalah bagian dari prosedur keamanan ketat yang diterapkan untuk menjaga integritas ujian. Metal detector digunakan untuk mendeteksi benda-benda logam kecil yang mungkin digunakan sebagai alat bantu komunikasi atau untuk kecurangan lainnya. Diharapkan kesempatan mengikuti UTBK SNBT dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, untuk dapat saling berkompetisi secara sehat untuk masuk pada program studi dan perguruan tinggi yang diinginkan oleh calon mahasiswa. Selain itu juga UNJ berkomitmen menjalankan Prosedur Operasional Baku (POB) pelaksanaan UTBK sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Panitia Pusat SNPMB, tambah Prof. Ifan Iskandar.
Prof. Ifan juga menyampaikan bahwa selain penggunaan teknologi metal detector, UNJ juga memeriksa secara berkala komputer yang digunakan sebelum sesi pagi dan siang dilakukan. Pemeriksaan itu untuk memastikan tidak ada aplikasi yang dapat mengkloning komputer dan menghubungkannya dengan perangkat di luar lokasi ujian, ujar Prof. Ifan Iskandar.