Dosen dan Mahasiswa Asing Ikut Upacara Hari Lahir Pancasila di UNJ

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Dosen dan Mahasiswa Asing Ikut Upacara…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Menyalakan Obor Bahasa Indonesia di Panggung Dunia: Pengukuhan Prof. Liliana Muliastuti sebagai Guru Besar BIPA UNJ

Senandika Ilmuwan Dalam Narasi Fonem: Pengukuhan Prof. Ifan Iskandar di Singgasana Keilmuan Guru Besar UNJ

FIKK UNJ Terima Kunjungan Disporabudpar Kabupaten Tangerang untuk Penjajakan Kerja Sama

Perkuat Internasionalisasi Pembelajaran, Mahasiswa Curtin University Australia Ikuti Perkuliahan di Dua Prodi FISH UNJ

Kisah Dedikasi Muhtasin untuk UNJ: Bekerja dengan Hati, Pesan Ibu yang Menjadi Prinsip Hidup

Jakarta – Humas UNJ. Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2025, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar upacara bendera pada Senin, 2 Juni 2025, di GOR Kampus B UNJ. Upacara ini diikuti oleh seluruh sivitas akademika, termasuk dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta dosen dan mahasiswa internasional yang turut hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan hingga selesai.

Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang, termasuk warga negara asing, menjadikan upacara ini semakin bermakna sebagai wujud nyata semangat kebinekaan dan inklusivitas yang dijunjung tinggi oleh UNJ.

Rektor UNJ, Prof. Komarudin, bertindak sebagai pembina upacara dan membacakan amanat dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif dalam Pembukaan UUD 1945, melainkan jiwa bangsa dan pedoman hidup bersama.

 “Pancasila adalah bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” ujar Prof. Komarudin.

Ia juga mengajak seluruh peserta untuk merenungkan kembali makna Pancasila sebagai rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Dengan lebih dari 270 juta penduduk yang berasal dari berbagai suku, agama, ras, budaya, dan bahasa, Pancasila menjadi kekuatan pemersatu bangsa.

Dalam konteks pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas. Salah satu yang paling fundamental adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.

 “Kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Oleh karena itu, pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial,” tegasnya.

Prof. Komarudin juga menekankan pentingnya revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang digital. Ia menyampaikan bahwa:

– Di dunia pendidikan, Pancasila harus ditanamkan sejak dini, tidak hanya melalui pelajaran formal, tetapi juga dalam praktik keseharian.

– Di lingkungan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam pelayanan publik yang adil, transparan, dan berpihak pada rakyat.

– Dalam bidang ekonomi, pembangunan harus inklusif dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.

– Di ruang digital, etika, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan harus tetap dijaga.

Mengakhiri amanatnya, Prof. Komarudin mengajak seluruh peserta untuk menjadikan peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai momentum memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa.

“Mari kita jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa, dan bernegara,” tutupnya.