Jakarta, Humas UNJ – Temu Bisnis Tenaga Kerja Mandiri Lanjutan (TKML) 2025 berlangsung meriah dengan rangkaian acara talkshow, kompetisi business showcase, hingga malam penganugerahan. Kegiatan ini menjadi puncak program pendampingan TKML yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Balai Besar Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Repuplik Indonesia (BBPKK Kemnaker RI). Acara digelar di Ballroom Hotel Naraya by UNJ, Selasa (25/11).
Koordinator Pelaksana Program Pendampingan TKML UNJ, Terrylina Arvinta Monoarfa, menjelaskan bahwa pendampingan yang dimulai sejak Oktober 2025 diikuti peserta dari berbagai daerah, antara lain Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Gorontalo.
Menurut Terrylina, data awal menunjukkan mayoritas peserta belum melakukan pencatatan keuangan harian, seperti arus kas maupun laporan laba rugi bulanan. Melalui pendampingan berbasis design thinking, khususnya pada tahap emphasize yang mendorong peserta menyesuaikan spesifikasi produk dengan preferensi pasar, mulai terlihat perkembangan signifikan.

“Pada laporan antara, UNJ mampu mencapai bahkan melampaui target kinerja. Hingga 9 November, 73,9 persen peserta telah mencatat arus kas dan laba rugi; 39,6 persen mengalami peningkatan omzet; dan 4,8 persen menambah tenaga kerja,” ujarnya. Dalam Temu Bisnis, UNJ juga mempertemukan peserta dengan pelaku usaha inspiratif yang memulai bisnis dari nol dan kini mampu bertahan serta berkembang.
Terrylina menambahkan, kompetisi display produk dan malam penganugerahan digelar untuk memotivasi peserta dan pendamping terbaik. “Harapan kami, langkah kecil ini memberi akselerasi pertumbuhan UMKM. Terima kasih kepada BBPKK Bandung Barat atas kepercayaan yang diberikan,” katanya.
Kepala BBPKK Kementerian Ketenagakerjaan RI, Aris Budiyanto, menegaskan bahwa TKML merupakan bagian dari proyek strategis nasional untuk memperluas kewirausahaan di Indonesia. Tahun ini, pemerintah memberikan bantuan permodalan sebesar Rp15 juta kepada 1.000 peserta TKML yang mendapat pendampingan di berbagai kampus, seperti UNJ, UI, Unpad, Unika, dan Unand.
“Pendampingan dilakukan selama tiga bulan. Temu Bisnis merupakan tindak lanjut penting untuk memastikan peserta mampu mengelola keuangan, pembukuan, serta pelatihan usaha. Setelah program selesai, kami berharap bisnis mereka dapat scale up dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengurangi pengangguran di daerah masing-masing,” ungkapnya.
Aris juga memperkenalkan kartu usaha afirmatif dan kartu usaha produktif yang disiapkan pemerintah. Kartu afirmatif ditujukan bagi kelompok miskin ekstrem (desil 1–3), sedangkan kartu produktif diperuntukkan bagi pelaku usaha pada desil 4–6. Kedua kartu ini dapat dimanfaatkan untuk kemudahan akses permodalan dan agunan di perbankan.

Acara talkshow menghadirkan pelaku bisnis inspiratif yang berbagi perjalanan membangun usaha dari nol hingga berkembang. Salah satunya Bangun Indra Pratama, Founder bangunmoto, yang menceritakan bagaimana pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi titik awal dirinya memulai usaha jasa foto dan video produk. “Foto dan video yang baik menentukan kepercayaan pembeli. Banyak UMKM belum punya visual brief yang baik dan terjangkau,” ujarnya.
Kini bangunmoto telah bekerja sama dengan Alfamidi dan Kementerian Pariwisata, membantu 1.500 UMKM, menghasilkan 10.000 foto dan 250 video, serta menjalankan program Grebek UMKM untuk layanan gratis foto produk dan spanduk.
Dari sektor agribisnis, hadir Rici Solihin, CEO Paprici Segar Barokah, yang menekankan pentingnya menjadikan masalah pasar sebagai peluang usaha. Keterbatasan UMKM dan petani dalam memasarkan produk menjadi pemantik dirinya membangun bisnis promosi dan ekspor. “Forum UMKM dan riset adalah fondasi penting menemukan peluang di setiap keadaan,” ujarnya.
Sementara itu, Mira Nur Gandaniati, Owner HODY.id, berbagi kisah bagaimana dirinya memulai usaha dari reseller hingga kini memiliki 10.000 reseller aktif. Perjalanan bisnisnya tidak lepas dari perjuangan menyelesaikan utang dalam jumlah besar. “Dalam usaha, jangan malas belajar. Meski sibuk mengurus rumah tangga, tetap harus dijalani,” tegasnya.

Kepala Cabang BRI Rawamangun, Rahardian Umar Dani, mengingatkan pelaku UMKM bahwa laporan keuangan adalah fondasi agar usaha dapat naik kelas dan mengakses pendanaan. “Laporan keuangan seperti pemasukan, pengeluaran, dan keuntungan harus dicatat. Jangan sampai penghasilan habis untuk gaya hidup,” ujarnya.
Menurutnya, pencatatan keuangan bukan hanya syarat pinjaman perbankan seperti KUR, tetapi juga alat untuk mengukur kemampuan omzet dan strategi bisnis ke depan.
Temu Bisnis TKML 2025 menjadi simbol kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, pelaku usaha, dan perbankan dalam mengakselerasi UMKM Indonesia. Melalui pendampingan terstruktur, pertemuan bisnis, dan berbagi inspirasi, program ini diharapkan mampu mencetak lebih banyak wirausaha tangguh yang siap scale up dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional.