Natsumi Yamaghuci, Mahasiswa Asal Jepang yang Jadi Pembawa Acara Ramadan Global Camp 2025 di UNJ

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Natsumi Yamaghuci, Mahasiswa Asal Jepang yang…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Hermanto, M.Pd.: Dosen FIKK UNJ dan Ahli Sport Science di Kancah Internasional yang Mengharumkan Nama Indonesia Melalui Olahraga Basket

Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni Hadiri Buka Puasa Bersama Dengan Forum Komunikasi Gedung G (FKG) UNJ

Perkuat Iklim Akademik dan Jejaring Internasional, FISH UNJ Kolaborasi Dengan NVC Filipina Gelar Kuliah Tamu

Direktorat Sumber Daya dan Pengadaan Barang dan Jasa UNJ Gelar Workshop Implementasi Hemat Energi dalam Penggunaan Fasilitas Kampus

Bangun Generasi Wirausaha Digital Masa Depan, UNJ dan GOTO Bersinergi Selenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Keuangan Digital Indonesia Maju 2045

Jakarta, Humas UNJ– Natsumi Yamaghuci, mahasiswa asal Jepang, berkesempatan menjadi pembawa acara pada kegiatan Ramadan Global Camp 2025 yang berlangsung pada 5 Februari 2025 di Aula Bung Hatta, Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Natsumi adalah mahasiswa internasional program pertukaran yang menjadi pembawa acara penutupan kegiatan tersebut setelah Syara Syaifudin dari Malaysia dan Temirichan dari Kazakhstan.

Sekretaris Kantor Urusan Internasional (KUI) UNJ, Sri Rahayu, menyatakan bahwa pemilihan pembawa acara dalam kegiatan Ramadan Global Camp 2025 dilakukan dari kalangan mahasiswa asing yang mampu berbicara dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Menurutnya, melibatkan mahasiswa dari berbagai negara bertujuan untuk mengembangkan kapasitas sekaligus memperkuat ikatan sosial dan emosional antar mahasiswa.

“Semua pembawa acara kami siapkan pedomannya. Meskipun sebagian dari mereka merasa gugup, penampilan mereka sungguh luar biasa,” ungkap Sri Rahayu.

Sri Rahayu berharap ke depannya para mahasiswa asing tersebut dapat merasa betah dan menjadi duta untuk memperkenalkan UNJ di negara masing-masing.

Natsumi Yamaghuci adalah mahasiswa asal University Kanda, Program Studi Bahasa Asing, Jurusan Bahasa Indonesia, sekaligus peserta program pertukaran mahasiswa Darmasiswa dengan konsentrasi studi bahasa Indonesia di UNJ. Natsumi menyatakan bahwa dirinya tertarik dengan Indonesia dan ingin kembali setelah masa pertukaran selesai, meskipun bukan beragama Muslim, Natsumi mengaku tertarik mempelajari bahasa Indonesia serta agama dan budaya Islam.

Melalui kegiatan Ramadan Global Camp 2025, Natsumi Yamaghuci merasa mendapatkan banyak hal baru terkait nilai-nilai keagamaan serta budaya Islam. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai negara. Menurut Natsumi, kegiatan ini sangat berkesan, terutama pada hari pertama saat membaca Al-Quran. Ia mengatakan bahwa sesekali ayat Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, sehingga ia perlahan memahami maknanya.

“Ternyata ini maknanya. Saya mencoba memahami makna demi makna dalam ayat Al-Quran tersebut,” katanya.

Natsumi juga menyebutkan bahwa kegiatan lain dalam Ramadan Global Camp yang paling berkesan adalah momen kajian Islam dengan topik “Golden Moment”. Menurutnya, kajian tersebut mengajarkannya tentang bagaimana mengekspresikan rasa syukur dalam menjalani kehidupan.

“Di Jepang mungkin tidak akan kita temui kegiatan seperti ini karena populasi Islam di Jepang sedikit. Ini merupakan peluang bagi saya untuk mempelajari Islam dan Indonesia secara langsung,” ungkapnya.

Kisah lain dari pengalaman Natsumi selama bulan Ramadan di Indonesia adalah keterlibatannya dalam berpuasa dengan pola yang sama seperti umat Islam pada umumnya. “Saya bangun jam 3 pagi untuk sahur dan makan kembali pada waktu buka puasa,” katanya.

Kegiatan Ramadan Global Camp 2025 sesi akhir dibuka dengan kegiatan refleksi Ramadan yang diisi oleh Sari Narulita, dosen Prodi Pendidikan Agama Islam. Pada kesempatan itu, ia mengulas materi kajian mengenai pemahaman puasa yang dikaitkan dengan aspek kebudayaan dan nilai keagamaan.

Selain itu, Sari Narulita juga membahas mengenai siapa yang berhak dan wajib melakukan puasa, serta menutup sesi dengan berbagi mengenai budaya berpuasa dari berbagai mahasiswa dari berbagai negara dan budaya puasa di Indonesia.

Setelah sesi tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan materi kajian seni kaligrafi serta praktik membuat seni kaligrafi. Acara ini diakhiri dengan kegiatan buka puasa bersama.