Perkuat Iklim Akademik dan Jejaring Internasional, FISH UNJ Kolaborasi Dengan NVC Filipina Gelar Kuliah Tamu

Bagikan

  1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Perkuat Iklim Akademik dan Jejaring Internasional,…

Berita Terbaru

Humas UNJ Raih Penghargaan 3 Tahun Berturut-turut pada Ajang AHI

Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni Hadiri Buka Puasa Bersama Dengan Forum Komunikasi Gedung G (FKG) UNJ

Direktorat Sumber Daya dan Pengadaan Barang dan Jasa UNJ Gelar Workshop Implementasi Hemat Energi dalam Penggunaan Fasilitas Kampus

Bangun Generasi Wirausaha Digital Masa Depan, UNJ dan GOTO Bersinergi Selenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Keuangan Digital Indonesia Maju 2045

Kolaborasi UNJ dan Pemkab Mappi: Langkah Strategis Menuju Pendidikan Berkualitas, Membangun Masa Depan Pendidikan di Papua Selatan

UNJ Dorong Popularitas Pickleball Menuju Olimpiade 2028: Wawancara Eksklusif dengan Rektor Prof. Komarudin dengan RRI PRO 3

Jakarta, Humas UNJ – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (FISH UNJ), Firdaus Wadji menyatakan bahwa kuliah tamu yang diisi oleh Prof. Celedonia R. Hilario dari Northern Visayas College (NVC) Filipina bukan hanya sekadar berbagi ilmu pengetahuan, tetapi juga merupakan bagian dari upaya membangun iklim akademik yang baik dan jejaring internasional, baik antara kedua universitas dan negara.

“Kami merasa bangga karena hari ini kita kedatangan Prof. Celedonia R. Hilario dari Northern Visayas College (NVC) yang menjadi pemateri kajian di FISH hari ini,” ujarnya.

Pernyataan ini disampaikan dalam sambutan kegiatan kuliah tamu di Ruang Pertemuan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ pada Jumat, 7 Maret 2025. Firdaus Wadji berharap kegiatan ini dapat membina hubungan akademik antara UNJ dan NVC serta kedua negara ke depannya.

“Harapannya ke depan ada kegiatan akademik susulan untuk mempererat kerja sama kedua universitas,” tambahnya.

Prof. Celedonia R. Hilario membawakan diskusi berdasarkan risetnya dengan tema “Tracing the Aklanon Indonesia Connection Through Language”. Menurutnya, bahasa yang digunakan oleh orang Aklan, salah satu provinsi di Pulau Panay, Visayas Barat, Filipina, yang dikenal sebagai Aklanon, termasuk dalam subkelompok bahasa Melayu-Polinesia.

Melalui risetnya, Prof. Celedonia mengemukakan bahwa orang Filipina dan Malaysia memiliki banyak kesamaan, dan sering disangka sebagai orang Malaysia atau Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa terdapat kesamaan bahasa antara Filipina dan Indonesia.

“Ternyata para penduduk di Panay adalah keturunan Kalimantan, di mana para penduduk Kalimantan diusir akibat penganiayaan Datu Makatunaw,” ungkapnya.

Melalui penelitian ini, dirinya ingin membuktikan bahwa orang Indonesia dan orang Aklanon telah ada sejak lama dalam sejarah. Dia juga mengidentifikasi bagaimana para penghuni kawasan Aklanon memiliki keturunan dari Indonesia, dan hal ini dibuktikan melalui beberapa kesamaan bahasa dan banyak kesamaan lainnya dalam segi bahasa.

“Seperti angka misalnya, penyebutan Aklanon ‘daywa' dan bahasa Indonesia ‘dua', begitu juga ‘lima' di Aklanon dan dalam bahasa Indonesia ‘lima',” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, dia juga menjelaskan bahwa penelitian ini adalah jalan bagi pembuktian sejarah, terutama identitas warga suku Aklanon untuk memahami konteks sejarahnya.